Mohon tunggu...
Alfa Riezie
Alfa Riezie Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang yang suka ihi uhu

Muhammad Alfariezie, nama yang memiliki arti sebagai Kesatria Paling Mulia. Semua itu sudah ada yang mengatur. Siapakah dan di manakah sesuatu itu? Di dalam perasaan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alat Memenangkan Persaingan Kekuasaan

28 Januari 2021   18:19 Diperbarui: 28 Januari 2021   18:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image By Muhammad Alfariezie


Bidang politik dan ilmu agama kerap menjadi kontroversi bagi masyarakat. Tak jarang, politik sering dijadikan kambing hitam sebagai penoda agama. Sedangkan agama, kerap dituduh sebagai  alat untuk memenangkan persaingan kekuasaan.

Praktek di lapangan, sempat terjadi keriuhan masyarakat. Fanatisme pendukung partai dan kelompok agama mudah tersulut. Tak jarang, banyak yang bermusuhan lantaran perbedaan pilihan atau pandangan.

Apakah politik dan agama berselisih. Atau kedua  tokoh memiliki permusuhan? Tak juga. Banyak tokoh   politik dan agama yang berteman dan duduk bareng sembari menikmati cemilan serta kopi atau teh untuk mendiskusikan kepentingan masyarakat.

Lagi pula, politk dan agama adalah dua ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Bayangkan jika tidak ada politik. Peperangan pasti menjadi ilmu untuk merebut kekuasaan. Sedangkan agama berguna untuk menjalankan pemerintahan. Menurut Sekretaris MUI Bandarlampung, Abdul Azis, agama berperan sebagai pondasi bagi kompetisi.

Secara umum, Harold D. Lasswell, ilmuan politik asal amerika sekaligus pencetus ilmu komunikasi, mengatakan, politik adalah tentang siapa mendapat apa dengan cara bagaimana. Hal ini sependapat dengan yang diungkapan Wakil Ketua PCNU Abdul Aziz. Menurutnya, politik adalah ilmu atau seni untuk meraih kekuasaan.

Seni atau cara bagaimana meraih otoritas bisa juga dilakukan secara mendekatkan diri kepada para ulama. Secara umum, ulama dianggap sebagai orang berpengatahuan mendalam. Posisinya di tengah masyarakat kerap menjadi guru atau penengah dalam segala persoalan.

Wajar jika banyak calon pemimpin dari partai politik yang akan bertarung merebutkan kekuasaan meminta dukungan dan nasehat kepada ulama. Masyarakat akan simpatik kepada pemimpin yang bersahabat dengan orang alim.

Mendulang perolehan suara melalui pendekatan humanisme bersama kaum cendekia adalah salah satu seni dalam meraih kekuasaan. Masyarakat menilai, para alim pasti memberi nasehat kepada calon pemimpin untuk memperjuangkan nasib mereka. Selain itu, orang yang taat terhadap agamanya, tentu akan memberi masukkan yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup berbangsa dan bertanah air.

Abdul Aziz menjelaskan, pemimpin harus banyak mendengar. Selain dari menteri dan masyarakat, adalah dari ulama. Bahkan, dia sempat mempermasalahkan ketika ada yang bertanya tentang tokoh agama yang duduk bareng politisi.

" Jika melihat tokoh agama duduk bersama para politikus maka jangan berpikir negatif. Apa tokoh agama dan politik harus bertengkar?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun