Mohon tunggu...
ALFAREJA SANGAJI
ALFAREJA SANGAJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kemanusiaan adalah satu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Kembali Pidato Bung Karno pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Yogyakarta, 17 Februari 1959

22 Juli 2022   21:44 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:21 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bung Karno (SindoNews, gambar) 

Lenyapkan steriliteit dalam gerakan mahasiswa! Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen! Agar semangat marhaenisme bernyala-nyala murni! Dan agar yang tidak murni terbakar mati! (Penggalan Kutipan Pidato Bung Karno). 

Jikalau kita tilik secara menyeluruh dan substansial dari apa yang kemudian disampaikan Bung Karno di dalam pidatonya pada Konferensi Besar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di Kaliurang Yogyakarta, sesungguhnya merupakan suatu penegasan bahwa marhaenisme adalah asas yang khas dengan corak masyarakat Indonesia sekaligus sebagai spirit gerakan rakyat.

Bahwa marhaenisme sebagai suatu ideologi dan asas yang menghendaki susunan masyarakat dan negara yang di dalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen, serta menghendaki hilangnya sistem kapitalisme dan imprealisme yang menyengsarakan kaum marhaen. 

Dan kaum marhaen adalah unsur kaum buruh Indonesia, kaum tani, dan kaum melarat Indonesia yang lain-lain, adalah basis gerakan dan perjuangan bagi kaum marhaenis yang adalah orang-orang yang memperjuangkan hak-hak kaum marhaen atau yang menjalankan marhaenisme. 

Maka sangatlah tegas dan jelas disini diterangkan, bahwasanya perkumpulan, komunitas, atau orang-orang yang terkhusus organisasi yang notabene menganut asas marhaenisme dalam hal ini, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, maka dalam tiap gerakan perjuangannya tidak hanya untuk terbatas pada lingkungan dunia kecil antara anggota dan kader GMNI pada tataran dunia kemahasiswaan saja dalam melakukan pembasisan ideologi, melainkan pembasisan ideologi haruslah lansung menyentuh masa marhaen secara menyeluruh dan tidak bisa untuk dipisahkan apalagi jauh dari pembasisan kaum marhaen dalam setiap perjuangannya. 

Sebab kemudian apabila gerakan dan perjuangan yang dilakukan tanpa melibatkan atau praktiknya melepaskan massa marhaen maka niscaya gerakan tersebut akan mengalami steriliteit dalam tubuhnya sendiri. Maka gerakan perjuangan dalam membela hak kaum marhaen haruslah dilenyapkan steriliteitnya (kemandulan) dengan lansung melebur terhadap massa marhaen secara umum demi dan untuk murninya semangat marhaenisme dengan terus menyalakan obor kesetiaan terhadap kaum marhaen. 

Dari sini, sangatlah jelas benderang serta tegas benang merahnya, bahwasanya gerakan kaum marhaenis haruslah dipraktikkan kepada massa marhaen secara umum dan benar-benar keberpihakannya kepada kaum marhaen.

Sebab gerakan yang terlepas dari pembasisan masanya akan mengalami suatu titik kebuntuan, dan massa yang tidak mengerti akan tujuan dan cita-cita perjuangan akan sangat mudah dibelokkan arah perjuangannya, oleh karenanya gerakan kaum marhaenis haruslah melebur lansung di dalam massa marhaen baik dalam melakukan pembasisan ideologi, pengerahan dan mobilisasi demi dan untuk menghilangkan steriliteit dalam gerakan perjuangan. 

Hanya dengan meleburkan diri pada massa marhaen secara umumlah, gerakan kaum marhaenis menemui kekonkritannya. 

Menangkan kaum marhen..!! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun