Mohon tunggu...
Alfaraby
Alfaraby Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru BK yang Kompeten

4 Oktober 2018   00:49 Diperbarui: 4 Oktober 2018   01:00 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara perihal 'guru konseling', pada hakikatnya ia adalah seorang psychological-educator, yang dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 dimasukkan sebagai kategori pendidik. Berdasarkan kategori pendidik, dapat diketahui bahwa guru BK/konselor sekolah mempunyai tanggung jawab sebagai tenaga kependidikan dalam berpartisipasi di dunia pendidikan sesuai pada bidangnya yaitu memberikan pelayanan bimbingandan konseling kepada peserta didik.

Masalah kompetensi, guru BK juga harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang professional sebagaimana yang dikemukakan Belferik Manullang (2004:33) kompetensi meliputi tujuh hal yaitu :

  • Menguasai ilmu pengetahuan pada bidang yang ditekuni.
  • Menguasai teknologi pada bidang yang ditekuni
  • Menguasai teknologi pada bidang yang ditekuni
  • Mampu berpikir logis
  • Mampu berpikir analitik
  • Mampu berkomunikasi secara lisan atau tulisan
  • Mampu bekerja mandiri
  • Mampu bekerja dalam tim.

Sedangkan menurut Hamzah B. Uno diringkas menjadi tiga, yaitu : kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Perihal ketiga kompetensi itu, saya ada sedikit cerita. Suatu ketika saya pergi ke salah satu pondok pesantren modern di kota Pasuruan untuk mengunjungi adik saya yang tinggal di sana. Kebetulan di sana baru saja selesai melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Saya pun langsung menuju ke serambi masjid sembari menunggu adik saya keluar dari masjid. Tak lama kemudian, adik saya keluar dari masjid bersama dua orang temannya. Namun, mereka dipanggil oleh seorang laki-laki dewasa yang duduk di sudut serambi masjid. Mereka ngobrol cukup serius di situ, entah apa yang mereka bicarakan. Setelah cukup lama menunggu, perbincangan mereka pun berakhir. Adik saya langsung menuju ke arah saya.

Seperti biasa, saya dan adik berbincang-bincang santai di situ, layaknya santri-santri lain ketika dijenguk sanak saudaranya. Di akhir perbincangan, saya langsung bertanya perihal orang yang memanggilnya tadi. Adik saya langsung menjawab, "oh, itu guru BK." Saya pun sedikit heran mendengar jawaban itu. "ngapain guru BK ke sini malam-malam?" "bukannya jam kantor sudah habis?". Adik saya menjawab dengan santai, "ya udah sering beliau kayak gitu, terutama ke siswa-siswinya yang memiliki bakat-bakat tertentu."

Nah, saya pun menyimpulkan bahwasannya guru BK tadi sedang membakar semangat anak didiknya. Begitulah seharusnya seorang guru BK, ketiga kompetensi telah terpenuhi oleh guru Bk tersebut hanya karena rutinitas yang seperti itu. Secara pribadi, beliau sudah menjadi tauladan serta menjadi 'pengganti' orang tua bagi siswanya. Kemudian secara social, guru tersebut sanggup melakukian kontak social dengan cukup baik dan telaten kepada siswanya, bahkan tanpa perlu dibatasi oleh yang namanya 'jam kerja'. Sedangkan untuk profesionalitas, tentu tak diragukan lagi bagaimana tingkat ke-profesionalan beliau sebagai guru BK. Buktinya, beliau sampai berani menyempatkan diri untuk melakukan pelayanan konseling walaupun di luar jam kerja, dan yang terpenting pula adalah pelayanan itu beliau lakukan dengan system 'jemput bola' atau mendatangi klien tanpa perlu diminta.

Sepulang dari pesantren itu, saya berharap semoga saja guru seperti itu tidak hanya beliau saja, tapi di setiap sekolah. Bayangkan saja jika setiap guru BK mampu berbuat demikian, kemungkinan besar guru BK tak akan lagi dipandang sebelah mata oleh para siswanya, dan tak lagi dipandang hanya sebagai 'polisi sekolah'. Wallahua'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun