Mohon tunggu...
Alfarabi Maulana
Alfarabi Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Asal Cirebon, tapi daerah Sunda. Nulis sana-sini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kritik Sastra

18 Desember 2020   14:34 Diperbarui: 18 Desember 2020   14:45 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nggak kamu bertanya apa itu kritik sastra? Apakah sama dengan kritik-kritik dalam bidang lain? Juga apa perbedaannya dengan resensi buku atau mungkin riset bidang sastra?

Kritik sastra secara mendasar adalah kegiatan menilai baik-buruknya sebuah karya sastra secara objektif. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut sebagai kritikus.

Penilaian adalah salah satu aspek yang menjadi ciri dari kritik sastra. Jika melakukan resensi biasanya hanya mencantumkan identitas, kelebihan, serta kekurangan, maka kritik sastra membahas hal yang lebih luas. Kritik sastra mengkaji secara luas dan mendalam sehingga tidak hanya menyebutkan kelebihan serta kekurangannya saja, namun juga memahami letak kelebihan dan kekurangan yang telah disebutkan. 

Kegiatan ini juga tidak jarang melibatkan karya sastra lain dengan tema yang selaras sebagai perbandingan untuk menilai posisi karya yang dikritik di antara jajaran-jajaran tema tersebut. Pengalaman individual kritikus juga menjadi instrumen untuk mengukur nilai suatu karya. Kritikus sastra biasanya mengaitkan karya sastra dengan kehidupan nyata, baik secara teoritis-idealis ataupun secara praktis-aktual.

Kritik sastra kiranya setara dengan istilah-istilah kritik dalam bidang lain. Misalnya kritik kuliner (makanan-minuman). Kalau kamu pernah menonton tayangan tentang bagaimana orang-orang mengadu kemampuan untuk menjadi koki profesional, maka kamu akan mengerti garis besarnya. Juri yang menjadi instrumen menilai rasa masakan itu sebenarnya sedang melakukan kritik terhadap kelebihan dan kekurangan masakan. Hanya saja mereka tidak menuliskan penilaian tersebut.

Perlu diingat juga bahwa, secara idealis, kritik sastra itu bukan ajang caci maki. Kritik yang baik itu adalah kritik yang ditulis supaya penulis karya dan pembacanya dapat memikirkan dan mempertimbangkan nilai suatu karya sastra. Sah-sah saja sebenarnya menggunakan istilah yang sedikit berani untuk mengungkapkan sebuah kekurangan. Akan tetapi cara penyampaiannya yang perlu diperhatikan. Sehingga penulis kritik juga dapat dinilai kualitasnya lewat produk kritiknya sendiri.

Sebuah kritik yang hanya berisi kata kotor dan makian terhadap sebuah karya, maka cara penyampaian kritiknya adalah nol besar. Dia pantas mengambil les bertajuk Seni Menulis dan Berbicara. Kecuali hal tersebut memang disengaja oleh penulisnya sebagai teknik marketingnya untuk mendapatkan nama. Sekali lagi, secara praktis (penggunaan) hal tersebut sah-sah saja, jika dia memang siap untuk konsekuensi yang datang dari pihak ketiga.

Mari tinggalkan semua hal yang tidak penting dan kita simpulkan bahwa kritik sastra adalah sebuah kegiatan menilai sebuah karya sastra berdasarkan aspek-aspek tertentu yang bersifat objektif. Tujuan kritik sastra adalah untuk meningkatkan kualitas sastra dan selera pembaca lewat kegiatan menimbang aspek-aspek di dalam karya sastra tersebut.

Terakhir, saya mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam meningktakan kualitas sastra di Indonesia. Mari kita ciptakan lingkungan sastra yang baik dan bermanfaat bukan hanya untuk hiburan tapi juga sebagai bahan meluaskan pikiran seperti dahulu sastra menjadi alat untuk membebaskan pikiran nenek moyang kita dari penjajahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun