Mohon tunggu...
Alfarabi Maulana
Alfarabi Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Asal Cirebon, tapi daerah Sunda. Nulis sana-sini.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cabang-cabang Linguistik

12 September 2020   07:00 Diperbarui: 1 Juni 2022   15:14 3017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tataran Linguistik (Dok. pribadi)

Linguistik memiliki cabang-cabang ilmu yang menjelaskan ranah-ranah berbeda dalam bahasa. Ranah yang dimaksud adalah bahwa bahasa itu terdiri dari beberapa unsur, seperti bunyi, bentuk, dan makna.

Cabang-cabang tersebut dapat disusun mulai dari yang terendah dan yang tertinggi. Istilah tataran juga biasa digunakan untuk menyebutkan setiap cabang tersebut. Nama cabang-cabang ilmu tersebut antara lain fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana.

Fonologi

Secara bahasa fonologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang bunyi. Dalam linguistik, fonologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisa, serta membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa (Chaer, 2012:102). Istilah satuan bunyi biasa digunakan untuk menyebutkan gagasan umum tentang objek yang dibahas dalam fonologi, yaitu bunyi bahasa. Kajian fonologi, menurut hierarki satuan bunyinya, terbagi menjadi dua yaitu kajian fonetik dan fonemik.

Fonetik dikenal sebagai cabang kajian fonologi yang membahas satuan bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah satuan bunyi tersebut memiliki fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Dengan kata lain dalam fonetik kita hanya akan mengkaji bunyi-bunyi/fon yang ada dalam bahasa Indonesia. Hanya bunyinya saja, tidak kurang dan tidak lebih.

Jadi jika Anda mengatakan bahwa memerah (dalam klausa petani memerah susu sapi) dan memerah (dalam klausa pipinya memerah) adalah berbeda makna karena berbeda pelafalan, maka Anda sudah melewati batas fonetik.

Fonemik sendiri adalah cabang kajian fonologi yang membahas satuan bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna. Jadi dalam kajian ini kita akan membahas bagaimana sebuah bunyi dapat memengaruhi makna dalam berbahasa.

Morfologi

Sebelum memulai pembahasan, apakah Anda pernah memikirkan bagaimana proses abjad-abjad/huruf-huruf dapat disusun sehingga dapat disebut dengan istilah kata? Dengan kata lain apakah Anda berpikir ada sebuah proses tertentu untuk menjadikan kumpulan huruf menjadi sebuah kata? Jika demikian, berarti kita berbeda server. Mari saya jelaskan kenapa saya dan Anda berbeda server.

Chaer (2012:146) menjelaskan bahwa di atas silabel (suku kata) ada satuan yang kualitasnya berada di atasnya yang fungsional. Satuan tersebut disebut dengan morfem. Oleh karena itu, morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. Jadi di bawah kata itu ada morfem yak guys. Dan di bawah morfem secara berurutan ada silabel, fonem, dan fon, dengan satuan bunyi terkecilnya adalah fon.

Untuk menyempurnakan pemahaman, mari kita ambil contoh bentuk di mana dengan ditulis yang telah kita bahas di artikel sebelumnya. Kita akan membuat pertanyaan apakah bentuk di pada di mana dengan bentuk di pada ditulis adalah morfem atau bukan? Jika benar, apakah kedua bentuk tersebut adalah morfem yang sama atau bukan? Kita batasi masalah dengan dua pertanyaan itu.

Morfem biasanya dimasukkan ke dalam kurung kurawal untuk menandainya sebagai morfem. Jadi untuk langkah pertama kita akan memasukkan kedua bentuk tersebut dalam kurawal menjadi {di mana} dan {ditulis}, dengan asumsi bahwa keduanya adalah morfem. Jadi secara tidak langsung kita sudah memformat pola pikir untuk mencari kebenaran pada asumsi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun