Mohon tunggu...
Alfarabi ShidqiAhmadi
Alfarabi ShidqiAhmadi Mohon Tunggu... Guru - ibnu hamid

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan angkatan 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Pesimis Indonesiaku

24 Maret 2020   07:59 Diperbarui: 24 Maret 2020   07:54 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari terakhir persebaran virus Covid-19 semakin tak terkendali. Persebarannya sudah menjalar di 20 provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. 500 jiwa lebih telah dinyatakan positif terjangkit makhluk mungil yang diberi nama Covid-19. Angka kematian akibat wabah ini pun sedikit lebih tinggi dibanding yang berhasil sembuh. Percaya atau tidak, tapi memang itulah keadaannya.

Namun ada yang lebih berbahaya dibanding Corona. Apa itu? Yaitu panik berlebih dan rasa pesimis. Masih ingatkah anda, di Iran angka kematian sejak merebaknya virus Corona cukup tinggi. Namun, sebagian besar dari mereka meninggal bukan karena virus, namun karena menenggak banyak Alkohol. 

Mereka termakan berita-berita hoax yang beredar. Berita tersebut mengatakan bahwa Alkohol mampu membunuh virus Covid-19 meskiupun telah masuk ke dalam tubuh. Karena telah diselimuti rasa panic dan pesimis, mereka percaya akan kabar burung tersebut. Dan hasilnya, mereka memang tidak meninggal karena virus, tapi karena ulah mereka sendiri meminum banyak alkohol.

Sebagai umat muslim, ijinkan saya sebagai penulis mengutip perkataan mulia dari manusia junjungan kami, yaitu sabda rasulullah Muhammad SAW. Beliau pernah bersabda, "sesungguhnya di dalam diri setiap manusia terdapat satu gumpalan darah. Jika dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Namun jika itu jelek / rusak, maka jelek / rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, gumpalan tersebut adalah hati."

Berdasarkan hadist tersebut, dapat disimpulkan bahwa hati setiap manusia adalah kunci baik / rusaknya tubuh. Maka dari itu mari bersama-sama kita menguatkan hati kita dan orang-orang sekitar kita dengan rasa optimis.

Di saat-saat darurat nasional akibat wabah pandemik ini, biarlah pemerintah dan 'kaki tangannya' yang bertugas menyampaikan semua perkembangan. Baik itu kabar baik ataupun kabar buruk yang terjadi sesuai fakta. Kita sebagai warga, tidak punya tupoksi untuk itu. Tugas kita hanya mendukung pemerintah dengan mematuhi perintah dan larangan yang mereka buat, serta saling menguatkan hati setiap bangsa Indonesia. Mari kita mulai dari diri kita, keluarga, teman, hingga siapapun yang menyimak setiap postingan-postingan kita di sosmed.

Semua pasti tak ingin wabah ini terus-menerus mengganggu kita. Semua pasti ingin agar Indonesia segera pulih dari wabah ini. Maka dari itu, hentikan setiap perilaku-perilaku yang berpotensi menebar rasa takut dan pesimis.

Beberapa hari terakhir, penulis menemukan beberapa warga sosmed mem-posting sebuah pesan yang pada intinya mengatakan "ketahuilah, disaat keluarga atau teman kita positif terjangkit Covid-19, maka itulah saat-saat terakhir kita bisa bertemu dengannya di dunia ini, sebelum ia masuk ke ruang isolasi RS. Setelah itu ia akan terus diisolasi dan ketika meninggal, tak boleh ada yang mengantarkannya ke peristirahatan terakhir."

Sungguh penulis sedikit geram melihat posting semacam ini. Andaikan itu memang benar, tak sepatutnya kita menyebar informasi seburuk itu di saat semua sedang gelisah. Toh, informasi itu pun belum tentu benar 100%, buktinya ada puluhan orang berhasil sembuh dan bisa pulang kembali ke pangkuan keluarganya. Bahkan pasien 01, 02 dan 03 diberi hadiah secara langsung oleh menteri kesehatan, titipan dari bapak presiden kita. 

Dan penyerahan itu dilakukan di depan media (umum). Di china, tempat asal virus ini, ada ribuan orang berhasil sembuh dan bisa kembali ke pangkuan keluarganya. Yang paling dekat dengan penulis, adalah warga Malang, Jawa Timur yang sebelumnya dinyatakan positif kemarin wali kota mengumumkan bahwa dia berhasil sembuh total.

Coba bayangkan kalau berita buruk tadi itu dibaca oleh mereka yang sedan ber status Pasien dalam Perawatan atau bahkan yang dinyatakan positif Covid-19. Bagaimana berkecamuknya perasaan mereka, padahal mereka sedangn sangat membutuhkan dorongan-dorongan semangat demi menguatkan sistem imunnya yang sedang berperang melawan virus jahat. Mungkin bisa jadi postingan anda menjadi senjata ampuh yang menyerang psikis mereka walau tanpa menyentuh.

Ayolah Indonesia, di saat seperti ini buktikan kalau kita adalah bangsa yang dewasa dan bijak. Mari jaga persatuan dengan saling menguatkan. Beri kepercayaan penuh kepada pemerintah, mengkritik tetap boleh, tapi lakukan dengan cara-cara yang elegan agar semua tetap baik-baik saja. Toh setiap tujuan baik harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Sekali lagi, tebar rasa optimis, kita pasti bisa melalui badai wabah ini, jangan pesimis Indonesiaku! Dan tetap #dirumahaja. wassalam

Alfarabi Albi   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun