Mohon tunggu...
Alfan Mustofa
Alfan Mustofa Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiwa

Mahasiswa IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Grebeg Suro

10 Oktober 2019   23:05 Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:07 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Grebeg Suro adalah acara tradisi budaya tahunan masyarakat Pekulo dalam wujud pesta rakyat. Seni dan tradisi yang ditampilkan meliputi Festival Grebeg Suro, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Srono Grebeg Suro merupakan acara tahunan yang dirayakan setiap tanggal 1 Muharram (1 Suro pada tahun Jawa). Acara ini merupakan kegiatan awal dalam menyongsong Tahun Kunjungan Wisata Jawa Timur setiap tahun

Raksasa diarak guna memeriahkan dan menyambut datangnya tahun baru 1440 Hijriyah. Ribuan masyarakat memadati rute arak-arakan sepanjang 3 Km. "Ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Pekulo untuk memperingati satu suro atau datang tahun baru hijriyah," kata Ketua Panitia Andre Subandrio saat prosesi pemberangkatan, Senin 10 september 2019

            Tak sekadar perayaan, Grebeg Suro juga bertujuan memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan keselamatan dan keberkahan bagi daerah tersebut. "Leluhur kami mengajarkan demikian untuk membersihkan kampung dari balak, musibah dan mara bahaya," imbuh Andre. "Agar persatuan dan kebersamaan warga kampung semakin kuat," ungkapnya Andre memgatakan, untuk tumpeng yang terbuat palawija, bakal diperebutkan diujung arak-arakan. Masyarakat Pekulo meyakini, jika mendapatkan bagian dari tumpeng tersebut, bakal mendapatkan keberuntungan satu tahun kedepan.

            Masyarakat kemudian berebut berbagai palawija yang tadi sempat diarak keliling kampung. Tak hanya palawija, ada juga gunungan nasi yang juga diperebutkan. Warga kemudian memakannya berdamai dengan kerabat dan teman lain. Sementara Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko yang membuka acara mengapresiasi grebeg suro yang setiap tahunnya semakin meningkat "Acara kali ini ada peningkatan. Kami berharap tahun depan makin meriah dan luas pelaksanaannya," harapnya. Lebih dari itu, Yusuf Widiyatmoko berharap kepada segenap masyarakat tidak sekadar melestarikan tradisi leluhur tersebut. Namun, juga kembali mengingat nasihat-nasihat para leluhur. "Ada banyak nasihat dari para leluhur kita, yang harus tetap dipelajari dan kita amalkan dalam kehidupan kita, "harapnya salah satu nasihat tersebut, adalah "urip iku urup". Secara bahasa, artinya orang hidup harus menyala. "Maksudnya, dalam kehidupan ini, kita harus menjadi pribadi yang bermanfaat. Tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi masyarakat luas," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun