Mohon tunggu...
Alfaiz Ageng Nugraha
Alfaiz Ageng Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis pemula

seorang penulis pemula yang masih muda

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Air ke Sungai Mudal dan Menikmati Hidangan di Geblek Pari

30 April 2021   07:44 Diperbarui: 30 April 2021   08:16 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aliran air yang di sungai mudal (img by me)

Sungai mudal, sungai yang terletak di kulonprogo ini mungkin masih asing di telinga masyarakat jogja. Akan tetapi sungai ini sudah viral untuk para pecinta alam di jogja bahkan diluar jogja. Sungai yang beralamat di Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo ini menawarkan pesona sebuah kolam pemandian yang bersumber dari mata air alami. Air yang bersih dan berwarna biru menjadi daya tarik tersendiri dari sungai mudal. Menurut beberapa artikel istilah Mudal, salah-satunya merujuk kepada kondisi air yang selalu melimpah, tidak pernah surut, jernih, sehingga mampu bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.

Tahun 2021 awal setelah saya dan teman-teman mencoba untuk refreshing karena cukup penat dirumah saja. Kami mencoba mencari destinasi wisata dijogja yang menyajikan wisata air dan menjadi hidden gem. Setelah menemukan banyak pilihan kami memilih sungai mudal sebagai tujuan wisata kami. Kami berangkat pukul 8 pagi dengan berjumlah 6 orang dan berangkat menggunakan 3 motor. Perjalanan ke sungai mudal dari rumahku yang berada di sekitaran condongcatur sekitaran 1 setengah jam.

Selama perjalanan kami disuguhkan banyak sekali pemandangan yang sangat indah seperti adanya bukit menoreh. Bahkan akses jalannya tidak seperti yang saya pikirkan, jalannya sudah baik dan bisa dilalui oleh kendaraan jenis motor maupun mobil hingga area parkir Taman Sungai Mudal. Perjalanan panjang tidak terasa tiba-tiba sampai di sungai mudal, kami membayar langsung tiket parkir sebesar 2000. Sebelum membeli tiket penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan seperti memakai masker dan mengunakan hand sanatizier.

Saat baru masuk ke loket sungai mudal kami sudah disuguhkan dengan daftar fasilitas yang ada di sungai mudal. Harga tiket yang hanya 10.000 dengan fasilitas yang cukup lengkap itu sangat menguntungkan bagi mahasiswa perantau seperti kami. Kondisi sungai mudal saat itu masih tergolong sepi daripada hari normal saat tidak pandemi. Pemandangan pertama yang kami lihat adalah sebuah kolam dengan air berwarna biru dan ada aliran air dari dataran yang lebih tinggi. Setelah kami berjalan kepuncak dengan menggunakan tanda berundak ternyata mata airnya bersumber dari sebuah goa. Kehadiran Sungai Mudal mengesampingkan kesan angker dari sebuah goa yang berada di Kecamatan Girimulyo ini.

Salah satu kolam di sungai mudal yang jernih hingga berwarna biru (img via pribadi)
Salah satu kolam di sungai mudal yang jernih hingga berwarna biru (img via pribadi)

Kedalaman air yang ada di sungai mudal juga bervariasi, mulai dari setengah meter hingga sekitar 3 meter. Konsep dari sungai mudal yaitu dengan tiap kolam ditiap aliran mata air, mulai dari puncak hingga dasar mata air. Pengelola Sungai Mudal juga menyewakan sebuah ban dengan harga Rp.5.000. Saya dan teman-teman sangat ingin segera berenang, kami menaruh barang-barang di gazebo dan ganti baju di tempat yang sudah disediakan.

Saat pertama kali masuk kedalam sungai terasa sangat dingin, tetapi jika sudah berendam dinginnya air tidak terlalu berasa. Kesegaran air sungai mudal seperti melemaskan otot dan otak yang selama ini penat karena aktivitas di kota. Setelah berenang sekitar 2 jam kami segera ganti baju dan bersiap untuk pulang. Di Sungai Mudal ini juga disediakan fasilitas toilet yang cukup banyak untuk ganti baju ataupun bilas.

Saat perjalan pulang ke jogja kami mampir di Geblek Pari karena dari pagi belum sarapan. Geblek Pari Sebuah tempat makan yang menyuguhkan panorama alam. Sehingga kalian dapat mampir kesini setelah berwisata di kulonprogo. Letak lokasinya berada di pronosutan, Kembang, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak Cuma menjual makanan Geblek Pari juga menyajikan view yang sangat menarik yaitu bukit menoreh

image by instagram geblek pari
image by instagram geblek pari

Geblek Pari mulai dikelola kelola oleh pasangan suami istri sekitar Oktober 2017. Pasutri itu ingin mengajak lebih banyak orang menikmati pemandangan indah Bukit Menoreh yang dikelilingi hamparan sawah. Akses jalan jika anda berangkat dari pusat Kota Yogyakarta, dibutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam berkendara. Kamu dapat mencapai Geblek Pari melalui Jalan Godean, lurus ke barat menuju ke Nanggulan. Sesampainya di Pasar Kenteng, teruskan lurus sedikit ke arah barat. Sudah melihat hamparan sawah di sisi kanan dan kiri jalan raya, maka tandanya kamu hampir tiba. Kamu juga dapat lewat jalan cor yang berada di antara persawahan tersebut, merasakan suasana sejuk di perjalanan.

Geblek Pari mempunyai konsep rumah makan ala perdesaan, sehingga semua menunya hampir menu jadul sebut saja seperti geblek, secang, wedang uwuh dll. Bahkan untuk sajian makannya prasmanan dan ruangan prasmanan menjadi satu dengan ruangan memasak sehingga menambah kesan perdesaan. Suasana di Geblek Pari sangat asri, banyak angin sepoi-sepoi, jadi betah untuk berlama-lama di sini. Lokasinya juga luas, jadi buat parkir tidak sulit. Satu hal yang berkesan banget saat datang ke sini adalah terasa seperti berada di rumah sendiri, karena terasa seperti mengunjungi rumah nenek di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun