Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Siapkah Bersaing dengan Asisten Digital, Milenial?

16 Juli 2019   10:49 Diperbarui: 16 Juli 2019   10:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: technologue.id

Hasilnya bahwa Google Assistant jauh lebih unggul dalam hal mengidentifikasi berbagai jenis obat-obatan bermerek dan obat generik daripada asisten digital lainnya termasuk mengungguli Alexa.

Alexa mampu menggabungkan kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) menjadi satu. Pasar Internet of Things diprediksi pada tahun 2022 kelak mencapai US$14 triliun.

Asisten digital juga mulai merambat dalam dunia otomotif yang menjadi navigator dalam membantu pengemudi. Selain itu, pengemudi akan dibantu dalam memutar musik hingga menanggapi notifikasi yang masuk dengan hanya perintah suara.

Sejauh ini, Amazon dan Google merupakan dua perusahaan terdepan dalam pengembangan speaker pintar di Amerika Serikat. Amazon mampu meraup keuntungan sebesar 67 persen sementara Google sebesar 30 persen.

Upaya mewujudkan rumah pintar dengan bantuan asisten digital tidak sebatas mimpi belaka. Aktivitas yang berada dalam rumah pintar dapat dilakukan secara mudah dan cepat melalui perintah suara.

Asisten digital diproyeksikan mampu bernyanyi maupun melontarkan lelucon kepada pengguna layaknya manusia. Sistem dalam teknologi ini sedang dicoba agar memahami secara sistematis keadaan emosional.

Penggunaan nada dan intonasi suara yang tepat dalam menyesuaikan situasi dan kondisi yang sedang dirasakan pengguna membuat seolah-olah teknologi menjadi hidup secara alami.

Kemampuan yang dimiliki dalam teknologi kecerdasan buatan saat ini terus dikembangkan agar dapat lebih banyak menerima perintah.

Perusahaan Ericsson pernah melakukan survei dimana lebih dari 40 persen pengguna asisten digital kini lebih mempercayai Artificial Intelligence (AI) dalam urusan privasi seperti menyimpan rahasia daripada manusia.

Penggunaan kecerdasan buatan maupun IoT masih perlu kajian mengenai keamanan data pribadi. Keberadaan mikrofon yang terkoneksi dengan internet di sekeliling rumah menimbulkan ancaman bagi privasi seseorang.

Berbagai hasil riset menunjukkan seiring perkembangan zaman muncul kekhawatiran berupa tidak adanya lagi hal-hal bersifat pribadi yang semestinya tidak diketahui publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun