Mohon tunggu...
Syahdan Adhyasta
Syahdan Adhyasta Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Hidup ini bagaikan sebuah lautan, dan kitalah nelayan yang sedang mengarunginya.. Sejauh apapun kita melaut, pasti akan ada masa dimana kita harus kembali ke daratan tempat kita berasal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tipe-tipe Ayah dalam Kehidupan

11 Juni 2017   21:25 Diperbarui: 11 Juni 2017   21:37 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.articlecube.com/

Boleh dibilang, saya terlalu 'berani' atau bisa disebut terburu-buru dalam menuliskan artikel tentang tipe-tipe ayah ini. Ya, bagaimana tidak? Saya sendiri adalah seorang jomblo yang sampai saat ini belum menikah, apalagi memiliki yang namanya momongan. Orang pasti bakal bilang, lah orang belum ada pengalaman kok berani-beraninya nulis artikel tentang parenting kek gini. Nggak valid ini pasti hasilnya.

Yah... dibilang nggak valid sih mungkin juga. Tapi, apa yang saya tuliskan ini benar-benar dari hasil pengamatan saya selama ini, dan juga saya entah kenapa dari dulu suka dengan namanya buku parenting. Saya tidak berharap para pembaca akan mempercayai apa yang akan saya tuliskan sepenuhnya ini. Jujur, saya hanya ingin menuangkan apa yang ada di dalam pikiran saya. Jikalaupun ada hal yang salah mohon  agar dapat di kritik dan diberikan koreksi dengan cara yang benar.

Saya sebenarnya iseng mencari artikel tentang tipe-tipe Ayah di internet. Tapi entah kenapa, kebanyakan di antaranya adalah sebuah kopi tempel belaka - yang mungkin sudah membudaya dan dimaklumi oleh orang indonesia - dan tidak banyak memuaskan pemikiran saya. Karena itulah saya mencoba menuliskan tipe-tipe seorang ayah. 

Perlu saya tekankan, bahwa tidak ada yang namanya manusia bisa dikotak-kotakkan secara sejati. Tidak mungkin ada orang yang selalu di satu tipe saja, karena setiap manusia mengalami apa yang dinamakan proses pembelajaran. Kepribadiannya akan selalu berkembang dan berubah sepanjang hayatnya. Adapun tipe-tipe yang saya sebutkan ini adalah sebuah kecenderungan yang mungkin muncul dari seorang ayah. Bisa jadi seseorang akan lebih cenderung ke suatu sikap tertentu dibandingkan dengan sikap yang lain.

Pengamatan yang saya lakukan adalah menilai dari bagaimana sisi seorang ayah dalam mendidik anaknya. IStilah yang saya gunakan mungkin berbeda dengan istilah umum yang mungkin ada, karena jujur ini adalah hasil pemikiran saya yang sederhana dan dangkan saja. Adapun tipe-tipe seorang ayah dalam mendidik anak (menurut versi saya) adalah:

1. Grow by Yourself

Tipe ayah yang 'grow by yourself' adalah tipe ayah yang lebih menekankan kepada pemenuhan kebutuhan dasar berupa materi kepada anak dan keluarganya. Ia akan berusaha mencukupi kebutuhan yang diperlukan oleh keluarganya. Ayah dengan tipe ini adalah ayah yang mempercayakan pendidikan anak totalitas kepada istri atau guru. Ia lebih mempercayai bahwa seorang anak bisa tumbuh dengan baik tanpa perlu adanya campur tangan dari dirinya untuk mendidik perilakunya.

Apakah ia sayang kepada anaknya? Jawabannya tentu saja. Mana ada orangtua yang tidak menyayangi anak-anaknya. Ia memiliki caranya tersendiri dalam menunjukkan cinta kepada anak-anaknya. Menyediakan makan, agar mereka tidak kelaparan. Menyediakan sepatu, agar anaknya bisa bersekolah. Menyediakan mainan, agar anaknya bisa bersenang-senang. Dan sayangnya, tipe ini menurut saya adalah tipe yang paling banyak dimiliki oleh laki-laki.

Kecenderungan laki-laki adalah tidak mudah menunjukkan emosi yang dimilikinya. Ia akan lebih memilih diam dan menunjukkan kecintaannya dengan cara yang berbeda. Memberikan nasehat dan pengajaran kepada anak sejatinya bukanlah hal yang mudah bagi laki-laki. Karena itulah sebagian besar laki-laki berusaha memberikan pemenuhan dasar  kebutuhan kepada istri dan anaknya. Berharap agar istri dapat mengambil alih tugas mendidik anak. Padahal tidak seperti itu, ayah adalah manusia yang pengajaran darinya tetap diperlukan seorang anak. Banyak hal yang tidak dapat dipelajari dari sudut seorang ibu saja. Perlu adanya keseimbangan pengajaran dari seorang ayah.

Tipe ayah 'grow by yourself' ini lebih menekankan kepada belajarlah kepada hidup. Hiduplah yang akan mengajarkanmu dan memberikan pengalaman kepadamu. Belajarlah sebanyak-banyaknya dari orang lain. Tapi jangan pernah belajar dariku, karena aku tidak mampu melakukan itu.

2. Let's Grow Together

Tipe Ayah yang saya sebut 'let's grow together' ini merupakan versi ayah ideal menurut saya. Tipe ayah ini, adalah tipe pembelajar sejati. Dia akan senantiasa berusaha memperbaiki dirinya dan menanamkan nilai-nilai yang telah dipelajarinya kepada anak-anaknya. Bisa dibilang tipe Ayah ini senantiasa berusaha melakukan koreksi terhadap dirinya. Berusaha mengembangkan terus potensi dirinya dan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. 

Ia tidak akan meminta anaknya melakukan sesuatu yang ia sendiri tidak dapat melakukannya. Tidak selamanya pula, ia menganggap dirinya benar, karena ia memiliki keluasan hati dan pikiran yang terbuka untuk sesuatu yang baru. Ia akan menjadi seorang partner yang baik bagi anak-anaknya, yang selalu berusaha memotivasi dirinya dan juga memotivasi anak-anaknya. Memberikan pengajaran dari pengalaman-pengalaman yang telah dilaluinya. Menjadi teman diskusi yang baik untuk anak ketika membicarakan masalah-masalahnya.

Tipe ayah ini, melihat anak sebagai seorang manusia seutuhnya. Sebuah tunas yang memiliki potensi. Sebuah tunas yang mungkin memiliki minat berbeda dengan dirinya. Ia ada untuk memberikan pengarahan dan pengajaran hidup kepada anak-anaknya. Sehingga mereka nanti mampu hidup tanpa adanya dirinya. Tidak banyak laki-laki yang bisa seperti ini. Jikalau ada, pasti ia adalah orangtua yang luar biasa dan sangat dihormati oleh anak-anaknya.

3. Follow My Way

Tipe Ayah yang saya sebut 'Follow My Way' ini adalah tipe orang yang keras. Segala keinginannya harus dipenuhi oleh anak-anaknya. Mereka menganggap bahwa anak-anaknya belum memiliki pengalaman seperti dirinya. Mereka menganggap bahwa jika anak-anaknya dilepas begitu saja tanpa adanya pengawasan, mereka tidak akan bisa bertahan hidup dengan baik. Itu tidak bisa dikatakan salah. Itu adalah sebuah bentuk perhatian lain dari Ayah dengan mengarahkan anak-anaknya menuju jalan yang dianggapnya terbaik.

Tapi, ayah seperti ini kadang terlalu keras sehingga ditakuti oleh anak-anaknya. Padahal cara mendidik yang ia lakukan adalah caranya menunjukkan kecintaan pada anak-anaknya. ia tidak ingin anak-anaknya menderita.

Hanya saja dalam melakukan caranya, mereka cenderung tidak mendengar pendapat dari anak-anaknya. Pendapat anak-anaknya hanyalah pendapat seorang anak awam yang belum mengenal dunia. Dan itulah, kadang menjadikan anak menjadi seorang pemberontak, karena pendapat mereka tidak dihargai. Sekali lagi... meminta seorang anak melakukan sesuatu yang orangtuanya inginkan itu, tidaklah salah. Tapi mendengar pendapat dan masukan dari anak juga sesuatu yang benar untuk dilakukan. Anak anda tidak selamanya akan hidup bersama anda, biarkan mereka sesekali bertanggung jawab atas apa yang mereka inginkan, selama anda yakin itu akan menjadi sebuah pembelajaran yang baik.

Mungkin itu saja tipe-tipe ayah berdasarkan hasil pemikiran saya. Sekali lagi tidak ada yang namanya orang bisa dikotak-kotakkan seutuhnya ke dalam suatu tipe. Kadang anda perlu memaksakan pendapat anda kepada anak, kadang anda juga perlu membiarkan mereka mempelajarinya  sendiri dalam kehidupan, kadang anda perlu berdiskusi dan bertukar pikiran atas apa yang akan mereka lakukan.

Tidak ada ayah yang sempurna di dunia ini. Tapi, saya yakin akan selalu ada Ayah yang selalu berusaha menjadikan dirinya lebih baik dari sebelumnya. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun