Konon dahulu kala Sang Nabi pernah jengkel berat ketika kaum munafik membawa Dia kepada seorang wanita penzinah yang tertangkap basah berbuat zinah. Sang Nabi ketika dimintai pendapatnya mengenai hukum rajam yang hendak ditimpakan kepada wanita itu berkata "Barangsiapa ada di antara kamu yang tidak berdosa, hendaknya dia yang pertama kali melempar batu kepada wanita ini". Hening sesaat, dan kerumunan orang munafik itu membubarkan diri. Sang Nabi pun berkata kepada wanita itu, "Aku pun tidak akan menghukum mu, pulang lah dan jangan berbuat dosa lagi".
Cerita ini sudah pernah saya posting sebelumnya di Kompasiana juga, namun saya ingin menekankan sekali lagi di sini, jangan kita terpancing untuk menghakimi atas kesalahan orang yang belum tentu kita sendiri bebas dari dosa tersebut.
Salah satu Guru Spritual saya pernah berkata dengan perlahan kepada saya "Lebih berdosa mana Nak, pikiran atau perbuatan?" Saya terdiam dan wajah saya merah padam malu sekali. Saya sering menghina dan melecehkan teman-teman saya yang melakukan perbuatan zinah, sementara saya dengan pikiran telah berzinah berkali-kali setiap kali bermimpi berkencan dengan wanita cantik, walau itu wajar saja secara medis.
Dunia ini tidak perlu orang suci, akan tetapi memerlukan orang yang bijaksana. Orang yang bisa berbuat, berkata dan berfikir secara arif dan bijaksana. Tidak menjadi nabi-nabi palsu dan bermain peran sebagai hakim atas kesalahan dan dosa orang lain. Sudah banyak nabi-nabi palsu di negara ini, dari mulai yang import, sampai yang asli lokal. Yang hilang justru orang yang arif dan bijaksana yang satu-persatu telah berpulang kepangkuan Nya.