Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tongkat Bambu Buntet "7" Buat Megawati

29 September 2022   15:23 Diperbarui: 29 September 2022   15:23 3129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebih dari dua tahun semenjak pagebluk Covid-19, saya tidak mbolang berburu bambu unik. Kangen juga mbolang. Seminggu lalu, saya mbolang, lokasinya gak jauh dari rumah. Mudah-mudahan ketemu bambu unik.  

Begitu tiba di lokasi, di rumpun bambu tersebut, perhatian mata saya tiba-tiba teruju pada dua bambu nekuk. Saya perhatikan secara seksama, kalau dipotong bisa membentuk angka 7. Kebetulan angka 7 adalah angka kesukaan saya. Angka yang mistis.

Sebagai kolektor bambu unik dan pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), saya mengkoleksi aneka ragam bambu unik dengan masing-masing spesifikasi keunikannya, apa itu bambu tumpangsari, dampit, junjung drajat, ruas lilit, rancang kencana, yin yang, patil lele, rajut sukma, rogo sukma, tembus kumbang, jalu maupun pring pethuk (bambu petuk jalu).

Selain memiliki nilai artistik yang terbentuk secara alami, bambu unik juga mengandung pesan alam atau nilai-nilai atau filosofis sebagai ayat-ayat alam semesta, kitab tanpo waton ora tinulis ning iso diwoco. Bahkan ada yang meyakini bambu unik memiliki tuah atau energi positif bawaan alami, penolak energi negatif dari luar.

Di antara sekian banyak spesifikasi bambu unik, salah satu yang saya suka berbentuk angka 7. Karena sarat muatan filosofis. Dalam bahasa Jawa, filosofi angka pitu (7) secara harafiah sering diartikan sebagai PITUtur (nasehat), PITUnjuk (petunjuk), PITUlungan (pertolongan) dari-Nya untuk menggapai sebuah tujuan (7-an).   

Sementara makna filosofis tongkat itu merupakan simbolik dari penuntun atau penyanggah saat menapak.

Setelah dipotong, saya sempat kaget, ternyata bambu buntet, rongga tengahnya tidak berlubang. Kebetulan saya juga punya koleksi bambu yang berbentuk tongkat. Ini satu-satunya yang merupakan bambu buntet. Terbilang langka.

Di kalangan masyarakat ada yang meyakini bahwa bahwa bambu buntet ini memiliki tuah atau energi positif bewaan alami untuk penangkal serangan energi negatif dari luar.  

Dari bambu buntet 7, saya pun jadi ingat dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati dalam berbagai kesempatan membawa tongkat. Bahkan saat sejumlah ketua parpol pendukung koalisi pemerintahan Presiden Jokowi bertemu di Istana Kepresidenan, tongkat yang dibawa Megawati sempat menarik perhatian mereka.

Kalau diperhatikan, tongkat tersebut dari bambu cendani. Di mana bambu ini ditanam sebagai tanaman hias. Termasuk jenis bambu cendani ini bisa dibuat sebagai asesoris kerajinan tangan seperti gelang, kalung dengan proses pembakaran, termasuk untuk tongkat. 

Makanya saya agak penasaran apakah tongkat bambu cendani Megawati ini melengkungnya asli dari alam atau sudah kerajinan tangan. Mudah-mudahan asli alami.

Sebagai tongkat, tongkat bambu cendani ini dari segi artistik memang cakep. Dari kepemilikan tongkat bambu tersebut, saya meyakini Ketum PDI Perjuangan juga memiliki koleksi bambu unik lainnya, entah itu bambu apa?

Di kalangan pengaji deling KPBUN, bambu-bambu unik inipun disebut sebagai pusaka alam, terbentuk secara alami. Bahkan disebutkan, sebagai pusaka alam, bambu unik ini derajatnya lebih tinggi dari pusaka buatan kerajinan tangan manusia.

Bahkan sampai saat ini masih banyak orang menjajakan bambu unik, bambunya asli tapi palsu hasil rekayasa kerajinan tangan, utamanya jenis pring pethuk, ditawarkan dengan harga fantastis. Semoga tidak ada lagi yang terkecoh olehnya!

Alex Palit, jurnalis pernah bekerja di Persda Kompas -- Gramedia, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN). Menulis buku antara lain: Ngaji Deling Ratu Adil 2024, Sang Capres 2024, Ngaji Filsafat Politik -- Satrio Pinilih Notonegoro2024 dalam Perspektif Ratu Adil Jayabaya dan Filsuf Raja Platon. Saat ini sedang merampungkan buku "Kitab Keramat Ngaji Deling -- Ayat-Ayat Semesta Bambu Unik -- Kitab Tanpo Waton Ora Tinulis Ning Iso Diwoco".  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun