Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik "Asik Nggak Asik" Bertajuk "Kudeta"

6 Februari 2021   12:10 Diperbarui: 6 Februari 2021   12:18 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benarkah kita sedang memasuki "Amenangi Zaman Edan". Bagaimana tidak, di tengah keprihatinan dengan terjadi ragam musibah bencana alam melanda negeri ini, belum lagi pegebluk pandemi Covid-19 belum berlalu, hari ini kita disuguhi tontonan drama politik bertajuk "Kudeta".

Pilpres 2024 masih jauh, tiga tahun lagi. Tapi hasrat untuk berkuasa dengan segala triknya sudah dimainkan dan dipertontonkan demi 2024. 

Tapi di sini saya tidak ingin mengomentari akrobatika politik bertajuk "Kudeta" tersebut. Seperti dalam lirik lagu berjudul "Potret Zaman" (Suket): Kalau kekuasaan dianggap jalan keluar, akan banyak kejanggalan.  

Justru dari dramatisasi akrobatika politik bertajuk "Kudeta", saya kembali diingatkan pada sebuah lagu ciptaan Iwan Fals, berjudul "Asik Nggak Asik".

Dunia politik memang asik nggak asik. Bahkan diibaratkan bahwa dunia politik itu dunia bintang -- dunia pesta pora binatang, penuh dengan intrik, seperti orang adu jangkrik kalau nggak ngilik nggak asyik. Dunia politik seperti orang main catur, kalau nggak ngatur nggak asyik. Rakyat nonton jadi supporter kasih semangat jagoannya, walau tahu jagoannya ngibul.

Tapi setidaknya apa yang diungkapkan Iwan lewat lagu "Asik Nggak Asik" adalah metafora politik sebagai gambaran realitas dunia perpolitikan kita saat ini. Dunia politik dunia bintang, dunia pesta pora binatang.

Di sini Iwan bukan bermaksud menuding bahwa dunia politik disandingkan atau dibandingkan mirip dunia binatang, atau permainan catur. Menurut Iwan Fals, bahwa metafora dunia politik tak ubahnya seperti panggung dunia binatang, mirip adu jangkrik, atau seperti orang main catur, semua itu adalah metafora politik.

Diibaratkan main catur, karena permainan asah otak ini sudah begitu memasyarakat, bisa dimainkan siapa saja dari rakyat biasa sampai elit politik. Memang, dunia politik ibarat seperti orang main catur. Dalam bermain catur lebih mengutamakan kerja otak, bukan mengandalkan otot atau okol seperti pada adu panco. Di catur setiap gerak langkah perlu perhitungan matang, taktik dan strategi untuk membuat lawan mati langkah, tak berdaya dan tak berkutik oleh jurus skakmat. Dan itu tak beda di percaturan politik; 

            Seperti orang main catur 

            Kalau nggak ngatur nggak asyik 

            Pion bingung nggak bisa mundur 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun