Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Keberkahan Berbagi Kebahagiaan

21 Desember 2020   23:45 Diperbarui: 21 Desember 2020   23:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski kini tak lagi menetap bekerja di media cetak maupun online, tapi yang pasti jiwa jurnalisme tak pernah padam dan terus menyala. Beruntung ada Kompasiana.com, sehingga masih bisa menyalurkan sebagai citizen jurnalis. Sejak gabung tahun 2013, entah sudah berapa puluh artikel tulisan saya terpampang di Kompasiana.com. Pastinya saya mengucapkan terimakasih buat Kompasiana.com yang telah memberi ruang buat saya menulis dan menulis mengangkat tema bahasan apa saja.

Saya sendiri tidak menyangka di tengah suka duka mewabahnya pageblug pandemik Covid-19 dengan diberlakukannya work from home (WFH) atau bekerja di rumah saja telah membawa keberkahan tersendiri yaitu bagaimana memanfaatkan waktu tersebut untuk menulis buku. Setidaknya sudah ada empat buku yang ditulis yaitu Festival Rock se-Indonesia, Nada-Nada Radikal Musik Indonesia, God Bless -- Aku Bersaksi, dan 70 Tahun Maestro Rock Indonesia -- Ian Antono, diterbitkan secara self publishing. Alhamdullilah, buku saya mendapat respon menggembirakan. Pastinya ini merupakan sebuah keberkahan tersendiri buat saya.

Saya anggap keberkahan, sebagai orang yang pernah menggeluti dunia jurnalistik, saya sempat terobsesi untuk menulis buku. Tak saya pungkiri, beberapa teman wartawan (waktu itu saya wartawan musik dan hiburan di Persda Kompas Gramedia) seperti Sujiwo Tejo (Harian Kompas) dan Maman Suherman (Tabloid Nova) kini adalah penulis buku yang produktif, walau tidak secara langsung sempat memotivasi saya untuk mewujudkan impian menulis buku. Begirupun kekaguman saya terhadap karya buku-buku yang ditulis Trias Kuncahyono (Harian Kompas) yang sempat menjadi guru dan redaktur saya sewaktu di Harian Surya (Surabaya) dan Persda Kompas Gramedia.

Di sini saya sengaja menyebut ketiga nama tersebut. Karena ketiga nama tersebut saya anggap langsung atau tidak langsung telah memotivasi saya untuk mewujudkan impian menulis buku. Dan inipun keberkahan buat saya punya teman-teman jurnalis hebat yang telah menularkan virus menulis buku dalam kapasitas dan perspektif masing-masing. Dan inipun kebahagiaan bagi saya yang mana akhirnya bisa mengikuti jejaknya, menulis buku sebagai aktualisasi diri.

Siapa pun itu, sebagai penulis buku pastinya akan merasa kebahagiaan manakala bukunya diminati orang dan dibaca, syukur-syukur sampai terjual laris manis, best seller. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih buat teman-teman media sosial yang telah mengapresiasi buku saya. Dan alhamdullilah, buku musik saya mendapat respon menggembirakan sebagai keberkahan dan kebahagiaan.

 Dalam hal ini saya juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada jasa pengiriman barang Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang telah memberangkatkan mengantar paket kiriman buku sampai ke tujuan dengan selamat diterima yang bersangkutan. Yang pasti sudah lebih dari seratus kiriman buku diberangkatkan sampai tujuan. Saya katakan sampai ke tujuan, karena tak ada satu pun pemesan buku yang komplain bahwa buku tidak sampai.

Mungkin ini pujian buat JNE, tapi setidaknya semoga ini menjadi etos bagi JNE untuk tetap menjaga dan merawat profesionaisme di bidang usaha pengiriman jasa di tengah ketatnya persaingan yang ada.

Di sini saya tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan, apalagi menanding-nandingkan satu sama lain dengan jasa pengiriman lainnya yang ada. Setiapkali kirim buku yang kebetulan penerimanya bertempat tinggal di pelosok, saya selalu menanyakan ada JNE-nya. Ada, jawabnya. Itu kemudian yang membuat saya untuk tidak berpaling ke lain hati, tetap pilih JNE.

Kalaupun kemudian ditanya, kenapa pilih JNE? Pilihan saya memilih JNE pertimbangan utamanya dekat tempat tinggal, cukup dengan jalan kaki sekitar 3 menit. Dan dari lebih dari seratusan paket yang dikirim tidak ada komplain salah antar, tidak kesasar, dan sampai tujuan dengan selamat sampai diterima tangan pemesan.

Dalam konteks ini saya anggap hubungan saya sebagai jurnalis dan buku, pembaca dan JNE, semua ini adalah hubungan timbal-balik mutualisme bagaimana di sini senang, di sana senang dan semuanya senang berbagi keberkahan dan berbagi kebahagiaan.  

Begitupun ketika JNE di HUT ke-30 mengangkat tema "Berbagi Kebahagiaan" adalah pilih kata yang indah. Di tengah suka-duka derita mewabahnya pageblug pandemik Covid-19 bagaimana kita bisa saling berbagi keberkahan berbagi kebahagiaan apa pun itu bentuknya. Karena berbagi keberkahan berbagi kebahagiaan itu refleksi kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun