Mohon tunggu...
Alexander Mahadarta
Alexander Mahadarta Mohon Tunggu... Lainnya - Student at Duta Wacana Christian University

Just your ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Nature

Analisis Risiko Pencamaran Logam Berat di Perairan Pesisir Kabupaten Tangerang

13 Juni 2020   06:19 Diperbarui: 13 Juni 2020   06:56 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alexander Mahadarta 31170093

(Tugas artikel Analisa Risiko Kesehatan oleh Drs. Djoko Rahardjo, M.Kes )

Banyaknya jumlah manusia saat ini tentu mempengaruhi banyakya permintaan produk dan jasa. Tingginya produksi barang dan jasa tentu akan menghasilkan limbah yang sangat tinggi juga. Limbah tersebut jika tidak dikelola secara baik maka akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Secara teknis pencemaran lingkungan ini sudah terjadi di mana-mana, terutama di negara berkembang yang sistem pengolahan limbahnya masih buruk. Pencemaran sendiri secara umum dibagi menjadi tiga yaitu pencemaran air, tanah dan udara. Pada kesempatan kali ini saya akan coba untuk membahas pencemarah air, secara spesifik di Kabupaten Tangerang,Provinsi banten.

Kabupaten Tangerang yang memiliki luas wilayah 959,6 km2 dengan penduduk sekitar 3 juta jiwa (Rusminto, 2018). Kabupaten Tangerang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bogor di daerah Selatan, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang di Barat dan di wilayah Timur berbatasan dengan Kota Tangerang (Rusminto, 2018). 

Kabupaten Tangerang yang termasuk ke kawasan metroploitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang & Bekasi) tentu mempunyai banyak sekali perindustrian. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, pada tahun 2015 terdapat 695 industri yang beroperasi dalam berbagai bidang. Banyaknya industri ini akhirnya berdampak pada lingkungan, terutama perairan akibat dibuang secara sembarangan tanpa pengolahan lebih lanjut. Berbagai penelitian berikut menunjukkan kondisi perairan di Kabupaten Tangerang.

Pada tahun 2014, Simbolon, Riani dan Wardianto melakukan penelitian pada perairan di pesisir Kabupaten Tangerang (daerah Kronjo, Mauk, Cituis), Berdasarkan beberapa parameter yang diteliti, peneliti mengatakan bahwa kualitas  air  di perairan ini secara umum  masih  dibawah  baku  mutu  berdasarkan  Kep-Men LH no 51 tahun 2004. 

Selain itu pada salah satu stasiun pengambilan sampel peneliti menemukan kadar logam Pb yang cukup tinggi secara tidak wajar dan pada sampel simping (Placuna placenta) terdeteksi kadar Zn dan Pb yang di atas batas aman. Peneliti mengatakan bahwa terdapat risiko kesehatan dari logam Pb dan Zn jika penduduk aktif mengkonsumsi simping dan atau beraktivitas di perairan tersebut.

Masih pada waktu dan tempat yang relative sama, Aprilyani (2014) meneliti kandungan logam berat pada ikan tenggiri (Scomberomorus commersonii) dan menemukan kadar logam berat Pb yang cukup tinggi dan logam berat Hg, Cu, dan Cd pada kadar yang lebih rendah  sedangkan Susanty (2014) meneliti kandungan logan berat pada kerang bulu (Anadara antiquata) dan menemukan adanya akumulasi logam berat Pb, Cd dan Hg pada kerang tersebut.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa kondisi perairan pesisir Kabupaten Tangerang sudahlah tidak sehat. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya industri yang langsung membuang limbah mereka ke badan air dan akhirnya bermuara di perairan pesisir Kabupaten Tangerang. Polutan yang berada di perairan ini cepat atau lambat akhirnya akan terakumulasi pada makhluk hidup di perairan melalui rantai makanan.

Ironisnya lagi banyak masyarakat yang tinggal di pesisir mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan yang kemudian menangkap ikan,, kerang maupun makhluk hidup untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri. Polutan yang dibuang oleh manusia ini akan kembali ke manusia namun dalam konsentrasi yang jauh lebih tinggi akibat akumulasi pada rantai makanan dan dapat mengakibatkan gangguang kesehatan.  Pada akhirnya manusia akan menderita akibat kerusakan yang mereka perbuat sendiri.

Apa yang dapat kita lakukan untuk memutus rantai ini? Partisipasi terbesar tentu berada di tangan pemerintah dan perusahaan yang beroperasi di sepanjang badan air. Perusahaan haruslah mengolah terlebih dahulu limbah yang dihasilkan agar mencapai baku mutu yang ditetapkan sebelum dibuang di perairan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun