Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etiket Ngobrol di Sumba, Jangan Acungkan Jari Telunjuk Sembarangan!

13 November 2022   16:00 Diperbarui: 13 November 2022   16:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi etiket berbicara (Sumber: Pixabay.com)

Satu kebiasaan warga di Sumba, NTT ketika ngobrol adalah memakai kata "permisi" ketika memakai ukuran panjang dan besar. Terutama jika perbincangan disertai dengan mengukur sesuatu yang harus memakai jari, pergelangan tangan atau paha untuk mendeskripsikannya. Usia kerbau misalnya.

"Ah, anak kerbau begini saja, (permisi Bapak) masa harga 7,5 juta memang?" seru si pembicara sembari mengukur tanduk kerbau yang dia maksud dengan tiga ruas jarinya.

Lain waktu seseorang secara hiperbolik-biasanya orang Kodi-berkisah tentang ular piton yang baru ditangkap. Ia akan menggambarkannya: "Permisi Bapa, sebesar ini," sembari ia mencengkeram pahanya dengan dua telapak tangan. Maksudnya ular piton itu kira-kira sebesar paha orang dewasa. Memang ada piton-nya, tapi biasanya tak sebesar itu.

Bagaimana kata "permisi" bisa menyertai perbincangan orang di Sumba saat  mereka mendeskripsikan sesuatu, terutama ketika menyangkut ukuran besar dan panjang?

Saya menduga ada kaitannya dengan alat kelamin laki-laki. Karena berbentuk  panjang itu. Demi tak menyinggung langsung "si barang" tersebut dalam perbincangan, perlu kata "permisi" untuk memperhalusnya.

Dugaan saya dikuatkan oleh kebiasaan saling ejek  dalam ritual tinju yang disebut ptu'kung dan  pasola. Ketika  ingin membuat panas hati lawan biasanya mereka baku ejek sambil mengacungkan jari telunjuk  ke depan wajahnya. Oh, itu pasti baku hantam!

Entah kenapa, bukan jari manis kayak di film-film itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun