Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengukur Jarak dengan "Akal Sehat"

11 November 2022   08:26 Diperbarui: 11 November 2022   10:01 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan rusak antara jayapura-Wamena di Papua (Sumber: Kementerian PUPR via Kompas.com) 

"Dekat saja, Bapa," jawab mereka ketika saya bertanya soal jarak.

Namun lewat satu jam, belum juga sampai ke tempat yang dimaksud, yakni sebuah hutan tempat mata air berada.

"Itu di sana, Bapa. Lewat pucuk-pucuk pohon itu," sembari menunjuk pepohonan di depan ketika anggota rombongan mulai kelihatan loyo. Alhasil, kami tiba di mata air setelah berjalan hampir tiga jam.

Tetapi mungkin inilah enaknya berbahasa Indonesia. Banyak hal bisa dijelaskan sesuai konteksnya. Jarak menjadi relatif. Bagaimana menjelaskan kemacetan di kawasan Sudirman, Jakarta, selepas jam kantor dan pas hujan turun deras? Sebab jarak tiga kilometer saja, untuk bisa keluar dari keruwetan itu, perlu waktu lebih dari satu jam.

Seperti jarak, barangkali hidup juga demikian. Relatif saja. Selalu tak pasti. Meskipun ada nilai-nilai yang harus kita peluk sampai mati.

Apakah jarak aku ke hatimu relatif juga?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun