Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Harga Selangit Kacang Makadamia

31 Oktober 2022   10:44 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:52 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon dan buah Makadamia (Sumber:Sumut24.com)

Saya ketemu kisah tentang kacang makadamia (macadamia) dan kopi arabica senggani ketika menulis tentang Gas Rawa (Biogenic Shallow Gas) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Ini terkait liputan "Jelajah Energi" bersama IESR dan Pemprov Jateng. Saya mewawancarai Murti, Kepala Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran. Dua dusun di desa ini yakni Dusun Simper dan Pegundungan  telah memanfaatkan gas rawa untuk keperluan sehari-hari. Instalasi gas sudah masuk ke rumah-rumah warga. Para petani kopi di desanya telah memanfaatkan gas rawa antara lain untuk menyangrai kopi arabica senggani.

"Bisa menghemat biaya produksi pembuatan kopi," kata Murti kepada saya.

Biasanya warga membeli tiga tabung gas elpiji melon seharga 25 ribu  per tabung. Sekarang warga, kata Murti,  bisa menghemat  75 ribu rupiah per bulan. Eloknya, mereka bisa memakai gsa rawa itu dengan leluasa hanya dengan membayar iuran 25 ribu per bulan.

"Sebanyak 163 rumah di Dusun Pegundungan sudah pakai gas rawa. Sementara di Dusun Simpar 120 rumah dan 160 rumah Dusun Srandil," kata Sugianto, Direktur BUMDes Makaryo Sung Tulodho yang  mengurus pemeliharaan dan alokasi gas bagi warga.

Perihal dua komoditi di atas, seperti berkat terselubung. Tetapi ketika itu warga di Desa Pegundungan adalah petani sayur. Iklim di desa ini cocok untuk bertanam sayur sebab berada di ketinggian 1300 mdpl. Namun penghasilan dari menjual sayur tak seberapa. Apalagi pada musim panen harga kerap jatuh. Sebab stok tersedia banyak.

"Banyak yang pergi merantau ke kota. Pegundungan jadi sepi dan hanya lansia yang tinggal," kata Murti.

Pada tahun 2012, Indonesia Power, anak perusahaan PLN membagikan bibit kopi arabica. Warga belum antusias. Sebab secara turun-temurun mereka hanya menanam sayur, sehingga bibit kopi yang dibagikan ditanam asal-asalan saja. Meskipun demikian, beberapa petani termasuk Murti menanam kopi ini sesuai petunjuk petugas lapangan. Berselang 4 tahun kopi sudah berbuah dan dipetik. Ternyata aroma kopi arabica dari kawasan ini berbeda dengan kopi sejenisnya dari daerah lain. Rasa asamnya tidak terlalu tajam. Aman bagi lambung. Perlahan namun pasti kopi arabica dari Pegundungan mulai digemari para pembeli dari banyak kota seperti Jakarta, Yogyakarta dan Banjanegara. Mereka memakai merk "Kopi Senggani"

Sekarang, kata Murti, Desa Pegundungan adalah sentra kopi arabica senggani. Sekali panen mereka bisa memperoleh sekitar 3 ton kopi dari 43 ribu pohon kopi.

Petani kopi di Jawa Tengah (Sumber:Kompas.id)
Petani kopi di Jawa Tengah (Sumber:Kompas.id)

"Petani di sini rata-rata masih usaha penjualan green bean. Satu kilo Rp 100 ribu. Sementara kalau sudah disangrai dan jadi bubuk kopi, dijual Rp 350 ribu per kilo," jelas Murti.

Demikian pula nasib macadamia. Ketika kepada warga dibagikan anakan pohon macadamia, penghasil kacang macadamia, mereka menanamnya asal-asalan saja. Warga  belum mengetahui bahwa buah macadamia penghasil "kacang macadamia" berharga selangit. Buahnya hanya menjadi mainan anak-anak atau digoreng dan menjadi camilan. Bahkan ada yang menebang pohonnya karena dianggap mengganggu dan tidak memberi manfaat.

"Warga saat itu belum tahu kalau kacang ini paling mahal di dunia," kata Murti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun