Bunga Konjil yang elok sedang mekar. Tetapi pecah ban di tengah terik kemarau bulan September, sungguh tak elok. Apalagi ini di Mondu, sekitar 50 km dari Waingapu. Jaringan telepon belum sampai ke sini. Istilah di sana GSM, geser sedikit mati.
Ban dalam motor yang saya kendarai robek. Roda depannya. Saya paksakan jalan, sampai ketemu bengkel. Minta tolong diperiksa.
"Jika bisa ditambal, mohon bantuannya." kata saya.
Berselang 5 menit. Anak muda pemilik bengkel itu datang melapor:
 "Kak, ban dalamnya robek besar. Tidak bisa ditambal."
"Apakah bisa diganti saja?" tanya saya.
"Tidak bisa Kak, kami tidak punya."
Dia memberitahu saya bahwa ban dalam hanya bisa didapatkan di Waingapu. Di sekitar sini tidak ada, kata dia.
"Aimama...50 kilometer?" kata saya dalam hati. Sinyal HP tidak ada, bagaimana harus minta bantuan ke Waingapu?
Saya berpikir, jaringan internet mesti cepat dibangun di sana. Bagaimana pun sepanjang jalan pantai utara (pantura) Sumba Timur adalah daerah wisata. Savana, bukit-bukit, pantai berpasir putih, kampung adat, air terjun, semua ada. Dan bisa ditawarkan kepada pengunjung.
Termasuk membangun bengkel motor. Sebab kawan, kawasan sejak Waingapu hingga Haharu jika ditempuh dengan motor, akan menjadi petualangan yang luar biasa. Anda bisa berhenti di mana saja, mencabut ponsel pintar Anda dan mengabadikan moment itu.