Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perempuan Merokok di Sumba

21 September 2022   06:41 Diperbarui: 21 September 2022   07:00 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sisi bukit sebelum menjumpai Air Terjun Tanggedu di Sumba Timur, NTT (Lex) 

Ketika mengunjungi kawasan wisata alam Air Terjun Tanggedu di Desa (persiapan) Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, NTT untuk "belanja" bahan menulis, saya menemukan beberapa perempuan merokok. Bagi kami di Sumba Timur ini hal yang biasa. Sementara di daerah Sumba yang lain, para perempuan "makan" tembakau saat nginang.

Sepanjang perjalanan menuju Air Terjun-dari tempat parkir kendaraan yang berjarak 1,4 km-kita menjumpai kebun tembakau milik petani. Tak luas. 

Hanya ditanami beberapa ratus anakan tembakau, sementara di sisi yang lain adalah bawang merah dan sayur-sayuran. Setelah berusia 4 bulan tembakau akan dipanen dan diiris tipis-tipis, dijemur sampai kering sebelum digulung dalam bentuk bantalan. 

Di Pasar Inpres Waingapu tembakau iris ini dijual 40 ribu rupiah per "papan", kira-kira seberat setengah kilogram.  

Perempuan merokok (lex) 
Perempuan merokok (lex) 

Jika di bagian lain Pulau Sumba "kertas" rokok adalah kulit jagung yang dikeringkan seperti rokok klobot di Jawa, di Sumba Timur berupa daun lontar. Pucuk lontar dipotong, dikeringkan dan dihaluskan dengan pisau. 

Untuk keperluan merokok, daun lontar dipotong-potong sepanjang 5 cm. Tembakau kering digulung di dalamnya dan siap dinikmati.

Tembakau dilinting dalam daun lontar (lex)
Tembakau dilinting dalam daun lontar (lex)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun