Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Multatuli dan Sejarah Penginjilan di Lebak, Banten

3 September 2022   09:22 Diperbarui: 3 September 2022   09:30 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Multatuli (Sumber: SlidePlayer.nl) 

Tentu saja Eduard sebagai seorang Belanda totok yang membela nasib rakyat daerah koloni, menimbulkan kehebohan. Begitulah! Saat Max Havelaar pertama kali dipublikasi pada 1860 kehebohan tidak saja  melanda Eropa tetapi juga Hindia Belanda yang menjadi daerah koloni.

Ada yang percaya isi novel itu, tetapi tidak sedikit juga yang menganggapnya dilebih-lebihkan. Meskipun demikian, Max Havelaar dan  Multatuli bukan saja mengilhami lahirnya kelompok Angkatan Pujangga Baru dalam bidang sastra di Indonesia, tetapi juga memantik semangat kebangsaan.

Semangat kebangsaan ini bukan saja pemberontakan terhadap sistem kolonialisme dan eksploitasi ekonomi di Hindia Belanda (misalnya tanam paksa) melainkan juga kepada adat, kekuasaan dan feodalisme yang tak ada habisnya menghisap rakyat jelata.

Dan siang itu, pertengahan Juni, saat matahari mulai terik, saya menyusuri Jalan Multatuli dari persimpangan GKP Rangkasbitung di seberang rel kereta api, hingga alun-alun kota. Sambil sesekali membidikan kamera pada beberapa bangunan tua yang menjadi cagar budaya---sayang dibiarkan terlantar---saya tiba di depan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bernoda. Di sampingnya adalah Rumah Sakit Misi yang dikelola sebuah taraket biarawati. Menyeberang dari gereja menuju pastoran, saya berjumpa Romo Gatot Wotoseputro, pemimpin Gereja Santa Maria. RS  Misi kini sudah berganti wajah, menjadi lebih modern oleh bangunan bertingkat. 

Bangunan pastoran berupa gedung peninggalan Belanda yang telah menjadi cagar budaya. Ternyata Romo Gatot pernah memimpin umat gereja St.Paulus di Depok Jawa Barat, gereja di mana saya berjemaat sekarang. Sekaleng biskuit dan kopi menemani kami ngobrol.

Gereja Katolik baru hadir di Rangkasbitung sejak 1933. Tetapi kunjungan-kunjungan berkala sudah dilakukan oleh pastor-pastor Jesuit sejak 1929. "Gereja katolik sudah mau 90 tahun berkarya di sini," kata Romo Gatot.

***

Lebih tua dari misi  Katolik adalah zending Belanda. Sebenarnya daerah Banten diproteksi secara ketat oleh VOC agar tidak menjadi daerah misi. Soalnya VOC sedang mesra menjalin hubungan dengan Sultan Banten dan mereka tidak ingin penginjilan menimbulkan syak.

Tetapi atas usul Snouck Hurgronje, ahli tentang Islam yang menjadi penasehat Gubernur Jenderal di Batavia, pemerintah Hindia Belanda membuka Lebak sebagai wilayah misi. Meskipun demikian Snouck tidak mengijinkan penginjilan dilakukan di Pandeglang, Serang dan Anyer. Penduduk di sana sangat teguh dan fanatik dengan agama Islam. Kalau terpaksa dibuka sebagai daerah misi, bisa timbul perlawanan yang dapat mengganggu kepentingan ekonomi Belanda.

Maka Anthonie Adrian Pennings mulai menginjil di Lebak dari daerah  Leuwidamar sebagai utusan NZV (Nederlandsche Zending  Vereeniging). Bulan Maret 1894 ia menetap di Lebak. Waktu itu ibukota Kabupaten Lebak tidak jauh dari daerah Baduy Leuwidamar (Leuwidahu).

Setahun kemudian, pada Juli 1895 Pennings membaptis Narijah  dan Lajar. Merekalah orang Banten pertama yang menjadi Kristen. Sejak itu pula Pennings mendirikan gereja yang resmi dibuka pada Natal tahun 1895. Bekas-bekas gereja itu masih tampak hingga kini, meski hanya tersisa pondasinya saja. Waktu itu Pennings dibantu Laban Djalimun. Tetapi meskipun sudah enam tahun menginjili di sana, mereka hanya berhasil mengkristenkan 16 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun