Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kerja Sukacita Mama Aleda: Anak PAUD Jangan Diajar Membaca dan Menulis

14 Agustus 2022   06:38 Diperbarui: 16 Agustus 2022   19:45 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anna Aleda Ikari, pengelola PAUD Nuri Hamadi Gunung, Jayapura (Foto:Lex) 

Ruang tamu keluarga berukuran 4 meter x 6 meter disekat menjadi  kelas. Sebuah lemari membatasi ruang kelas dan ruang keluarga. Meja-meja dan kursi dirapatkan ke dinding. 

Lantai rumah meski dari semen biasa, tapi mengkilap. Dipel setiap hari. Karena sebagian anak duduk dilantai untuk menempel dan memotong gambar. Tetapi karena ruang yang terbatas, maksimal hanya bisa menerima 30 orang anak.

Rumah sekaligus PAUD, ruang tamu disekat menjadi tempat belajar (Foto:Lex) 
Rumah sekaligus PAUD, ruang tamu disekat menjadi tempat belajar (Foto:Lex) 

"Saya sudah berencana, kalau ada rejeki sedikit saya bangun ruang keluarga di belakang, sehingga satu ruangan ini los ke sana, untuk PAUD semuanya. Supaya bisa tampung anak lebih banyak," kata Mama Aleda.

Kerja Sukacita

Mestinya uang bulanan dari setiap anak adalah Rp20 ribu. Tetapi Mama Aleda tidak tega menariknya dari orang tua mereka. "Saya tahu kondisi orang tuanya. Rata-rata hanya buruh to. Jadi (pendapatan) tidak menentu," kata dia.

Bagi mama Aleda mengajar PAUD bukan untuk mencari uang. "Ini kerja sukacita. Bisa mengajar anak-anak saja sudah luar biasa bagi saya," kata dia lagi.

Karena itu, untuk fotokopi bahan-bahan mengajar Mama Aleda mesti merogoh kocek sendiri. Beruntung ada satu-dua anak yang orang tuanya pegawai. 

Mereka membayar secara rutin. Kadangkala orang tua lain memberi bantuan sekadarnya. Uang inilah yang dipakai Mama Aleda untuk fotokopi.

"Anak-anak harus mewarnai, atau memotong dan menempel gambar. Jadi bahan-bahan harus difotokopi buat mereka. Sementara ATK  kami sudah dijamin oleh WVI. Jadi tidak khawatir," kata Mama Aleda. 

Sekarang hanya ia dan putrinya yang mengajar setelah dua totur lain mengundurkan diri karena berusia lanjut dan mulai sakit-sakitan.

Jangan Diajar Membaca & Menulis 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun