Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lee Myung-bak: Bulan yang Bersinar Sampai Jauh

9 Agustus 2022   16:43 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:48 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lee Myung-bak (Sumber: ReutersKim Hong-JiPool)

Dari keluarga yang sangat miskin dan berpendidikan rendah ia menerobos ke puncak eksekutif pemerintahan. Kemiskinan tidak menjadi alasan untuk menyerah, meskipun akhir kariernya gelap. Ia diputus bersalah pada Februari 2020 dan dipenjara 15 tahun. Ia terbukti menerima suap dari  beberapa pihak.

***

 Lee Myung-bak menjadi presiden Korea Selatan (Korsel) ke-10 pada periode 2008-2013. Ia lahir pada 19 Desember 1941 di Osaka, Jepang sebagai  anak kelima dari tujuh bersaudara. Mereka sekeluarga berimigrasi ke sana  pada 1929 saat Jepang menganeksasi Korea. Ayahnya Lee Chung-u menjadi buruh tani di sebuah peternakan sapi. Ibunya Chae Taewon, seorang ibu rumah tangga biasa. Usai Perang Dunia II pada 1945 mereka kembali ke Pohang, Korsel, tanah kelahiran ayahnya.

Waktu itu  perekonomian negara sedang morat-marit. Kelaparan terjadi di mana-mana.

 "Ayah menganggur. Kami hidup berpindah-pindah. Suatu kali  kami tinggal di sebuah kuil bekas biara di kaki gunung. Tak ada air bersih. Tidak ada jamban. Padahal ada 15 keluarga yang hidup di tenda-tenda," kenang Lee.

Setiap hari terjadi perkelahian di antara penghuni. Ada-ada saja persoalannya. Anak-anak yang menangis kelaparan. Rintihan orang yang sakit. Bisa makan sekali saja dalam sehari, adalah mukjizat.

Ayahnya bekerja serabutan. Kakak-kakaknya juga. Sukar sekali mendapatkan uang. Tetapi ayah dan ibu mereka sangat keras. Mereka dilarang mengemis!

 "Negara sedang krisis. Semua miskin. Tetapi yang membedakan kami dengan keluarga yang lain adalah kami dilarang minta-minta. Kami tidak memakai kemiskinan sebagai alasan untuk minta sedekah. Sebaliknya kemiskinan telah membuat tekad kami kuat untuk keluar dari sana. Kami tidak akan membiarkan kemiskinan mencekik kami," kata Lee dalam autobigrafinya, The Uncharted Path yang terbit pada tahun 2005.

Autobiografi Lee Myung-bak (Sumber: Amazon.com) 
Autobiografi Lee Myung-bak (Sumber: Amazon.com) 

Saat kelas lima SD, Lee menjual korek api bikinan sendiri. Ia membuat batangan kayu kecil yang ujungnya dicelupkan ke dalam belerang. Lain kesempatan ia membuat Kimbap (nasi yang dibungkus dalam rumput laut) dan menjualnya kepada tentara di dekat barak militer. Tetapi suatu kali ia ditangkap polisi militer. Sejak itu Lee tobat berjualan di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun