Mohon tunggu...
Alexander Silaen
Alexander Silaen Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Peziarah damai

Di JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation) Kapusin Medan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris dan Maryam

9 April 2021   18:16 Diperbarui: 9 April 2021   18:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya tidak akan melakukan apapun kepada ISIS, saya akan memohon agar Tuhan memaafkan mereka." (Maryam Waleed Behnam)

Teroris itu ada nyata kita lihat dan rasakan. Bagaimana harus bersikap dengan pribadi atau kelompok ini, entah kita korban langsung atau tidak. Mengutuki atau memaafkan? Memaafkan tentu tidak mudah. Jadi saya ingat, dalam suatu sesi diskusi seminar, ada peserta bertanya terkait dengan orang yang yang mengatakan diri tidak memiliki agama, apakah berhak tinggal di NKRI. Pada giliranku, saya menjawab tentu saja dia berhak tinggal di NKRI dengan alasan ini itu dan sampai pada alasan mendasar yakni "Cinta Kasih" dengan penjelasannya. Sesudah saya ada pemateri yang tidak setuju dengan saya dan mengatakan, "Jangan terus-menerus Cinta Kasih menjadi alasan, dst. Dalam hati berkata, "Aku Kristen, bagaimanapun Cinta Kasih harus menjadi alasan utama dalam segala hal". Karena alasan Cinta Kasih jugalah teroris harus dimaafkan.

Tentang memaafkan teroris, mari belajar dari Maryam Waleed Behman sang korban ISIS. Pada tahun 2004, Ia berumur 10 tahun. Bersama ribuan anak lain terpaksa melarikan diri dari Qaraqoush (Iraq) karena tidak mau mati bersama dengan kotanya yang digempur ISIS. Mereka lari ke kota Erbil, wilayah Irak Kurdistan. Mereka tinggal di kamp pengungsian.

Belum begitu lama di kamp pengungsian, Essam Nagy reporter TV Sat-7 yang memperhatikan dan menyiarkan nasib anak-anak pengungsi di Irak mewancarai Maryam tentang perasaannya dan perjuangannya menjadi pengungsi karena ulah ISIS. Jawaban yang tidak mungkin diduga oleh siapa pun keluar dari muludnya. Jawaban yang membuat hati merasakan damai serta merasakan hadirnya Tuhan. Maryam mengatakan memafkan ISIS walau telah membunuh ribuan orang Kristen dan jutaan orang mengungsi, termasuk dirinya. Jelas saja Maryam bak malaikat kecil. Ia tidak sedikitpun berkata buruk kepada ISIS. Katanya,

"Saya tidak akan berkata apapun kepada mereka kecuali memohon agar Tuhan memaafkan mereka. Karena dalam Alkitab ada tertulis, 'Jangan Takut, sebab aku menyertai Engkau' (Yes 41:10), dan kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu'" (Mat 5:44). Tambahnya lagi, "Yesus itu Bapa dan penciptaku, bagiku tak ada yang lebih baik daripada Dia, Ketika ISIS mengusir kami dari rumah, tangan Yesus telah menyelamatkan kami ke tempat ini. Ketika berdoa, saya meminta kepada Tuhan agar bisa kembali ke rumah dan memohon agar damai Tuhan turun atas Iraq dan Tuhan memaafkan ISIS." Bagaimana gak shok mendengar jawaban spontan dan tanpa dikonsep dari anak 10 tahun ini?

Ketika ditanya, apa yang membuat imannya seteguh itu dan kata-katanya yang begitu bijaksana padahal masih hanya 10 tahun, Maryam menjawab, "Kata-kata itu datang dari Roh Kudus bukan dari tempat lain. Roh Kudus memberikan kata-kata ini kepadaku agar kukatakan kepadamu." Dan Maryam memberi pesan kepada anak-anak di seluruh dunia agar tak perlu takut akan apa yang akan terjadi dalam hidup mereka, "Belajarlah dari kami dan hidup kami," katanya.

Kesaksian iman yang luar biasa dari Maryam tak pelak mengejutkan dunia. Videonya dan kata-katanya cepat viral dan menyentuh ujung bumi. Kartu dan suratpun mulai berdatangan kepadanya. Pihak TV itu memberikan surat itu kepadanya dan membacanya bersama-sama. Dalam surat, dalam keheranan orang bertanya apa rahasia kekuatan Maryam dalam menghadapi kejahatan yang datang padanya dan jutaan orang di negaranya. Ia berkata, "Saya melawan kejahatan dengan Yesus Kristus". Seorang penanya bernama Megan meminta pesan Maryam kepada orang yang dipersekusi. Maryam memberi pesan, "Tetap dalam iman yang kokoh. Itu yang harus dilakukan. Jika demikian Allah akan memberikan CintaNya dan daya untuk menghadapi penderitaan karena persekusi."

Ketika ditanya tentang pesannya kepada pemimpin dunia, Maryam menjawab agar mereka memiliki Cinta Kasih di dalam hati mereka dan belas kasih  kepada sesama. Kami menderita tetapi mereka harus memiliki Cinta Kasih dan belaskasih  di hati mereka.

Dan ketika ditanya apa pesannya kepada semua orang, Ia berkata "Saya berterimakasih kepada mereka semua karena memberiku rasa aman dan damai. Terimakasih bagi merekayang berdoa kepadaku dan kepada orang Irak"

Kalau para petinggi mengutuki aksi teroris, termasuk aksi Bom Bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, tetapi Maryam tidak. Berhadapan dengan teroris, kita jangan malu meneladan Maryam yang memaafkan pelaku teror, hanya karena Cinta Kasih. Inilah Iman sejati seorang Kristen. Inilah jalan damai pertama untuk diri dan kemudian untuk bersama. Memaafkan diikuti yang mungkin yakni berdoa kepada Tuhan, memberikan dukungan moril bagi korban, berseru kepada orang-orang yang berkompeten dalam menyelesaikan masalah teroris. Semoga Maryam menggugah hati orang-orang yang terbuka. Semoga damai menjadi perjuangan kita. Terimakasih dan salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun