Mohon tunggu...
Nik
Nik Mohon Tunggu... Auditor - Jejak-jejak diatas pasir

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingatan

22 September 2020   00:05 Diperbarui: 22 September 2020   00:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan kembali turun dijakarta, menggebu-gebu menghujam gedung-gedung tinggi sudirman. seluruh tanah kembali basah tak lama kan tergenang air seperti yang sudah sudah kenangan membanjiri memori dengan cerita indah kejayaan masa lalu. 

Aku nikmati malam yang dingin, mencoba mencari jalan keluar dari kesesakan hidup di ibukota. Menuju tigapuluh statusku sebagai karyawan masih kontrak, upah satu langkah di depan umr, terdampak covid, dapat bantuan empatpuluh ribuan dari pemerintah karena pajak pph 21 tidak dipungut. Oh ini bukan cerita tentang aku paling menderita dijakarta raya ini, tentu saja bukan. Ada banyak yang dirumahkan, gaji dipotong 20, 30 bahkan 50 persen. 

Semua sedang menikmati hari-hari kesusahan dan perjuangan, ada yang berulang ada yang baru pertama sekali merasakan. Sungguh, tidak ada yang peduli dengan itu. Semua sedang merasakan kesusahan yang sama tahun ini, bulan ini bahkan malam ini. 

Diumur mendekati tigapuluh kematangan dan pengalaman harus dielaborasi menjadi modal menggaet perusahaan baru, belum lagi candaan di tongkrongan, unjuk prestasi dan achievement teman teman saat ini. semua menjadi bahan bakar yang baik, tidak perlu diambil hati.

Dari zaman Firaun hal yang begini pasti ada walau aku belum menemukan bacaan atau bukti sejarahnya. Tapi yang pasti kutahu manusia hidup butuh pengakuan. 

Saat susah seperti ini, dimalam  jakarta dihujam ribuan butir air, rasanya ada orang sedang menghayal tentang masa depan yang gemilang bertabur uang atau dia yang sedang kehujanan dihampir ingatan masa lalu saat berteduh di rumah gedong dipeluk kemewahan. Beginilah hidup berjalan dari awal mula manusia ada hingga sekarang dan esok. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun