Mohon tunggu...
Alexander Krisna
Alexander Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Eritroblastosis Fetalis, Penyebab, Dampak, dan Penanganan

24 November 2017   23:11 Diperbarui: 24 November 2017   23:14 20219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai penanganan penyakit eritroblastosis fetalis. Sebelumnya , pernah dengar tidak tentang penyakit ini? Istilah eritroblastosis mungkin cukup asing di telinga pembaca, tapi mari kita pahami satu per satu. Eritroblastosis berasal dari kata eritrosit yaitu sel darah merah dan juga fetalis atau fetal yaitu berarti janin atau bayi. Dari dua kata tersebut, kita bisa tahu bahwa eritroblastosis fetalis adalah penyakit kelainan sel darah merah pada janin. Pada janin atau bayi yang terkena penyakit ini, sel darah merahnya mengalami hemolisis atau pecah. Akibat pecahnya sel darah merah yaitu adalah muculnya gejala-gejala seperti pembengkakan hati dan limfa, dan anemia.

Setelah memahami makna dari eritroblastosis fetalis, kita juga harus tahu penyebab terjadinya penyakit ini pada janin. Sel darah merah pada bayi pecah karena diserang oleh bagian dari sistem imun tubuh ibunya sendiri, yaitu antibodi ibunya. Antibodi dibentuk sistem imun karena ada zat yang diangggap asing yaitu sel darah merah janin. Tentunya, antibodi yang dibentuk sIstem imun ibu memiliki alasan untuk menyerang suatu benda, yaitu karena dianggap asing atau berbahaya. Sel darah merah bayi bisa dianggap asing oleh system imun tubuh ibu akibat perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang dikandung.

Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya kita memahami tentang apa itu rhesus. Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada tidaknya antigen Rh. Jika seseorang memiliki antigen Rh di darahnya, maka orang tersebut digolongkan sebagai Rh +, dan jika seseorang tidak memiliki antigen Rh , maka orang tersebut digolongkan sebagai Rh -.

Setelah membahas mengenai rhesus dan penyakit eritroblastosis fetalis, mari kita masuk ke pembahasan topik dari esai ini, yaitu bagaimanakah penanganan dari eritroblastosis fetalis. Dari pembahasan di atas, kita bisa tahu bahwa penyakit eritroblastosis fetalis terjadi akibat perbedaan rhesus pada ibu dan janin yang dikandung.

 Jika ibu dan bayi memiliki rhesus yang sama maka penyakit ini tidak akan terjadi. Walau begitu, tidak semua perbedaan rhesus antara ibu dan janin yang dikandung dapat berbahaya dan menyebabkan eritroblastosis fetalis. Jika ibu memiliki rhesus + yang berarti ibu memiliki antigen Rh di darahnya dan bayi memiliki antigen Rh -- yanng berarti bayi tidak memiliki antigen Rh di darahnya , maka sistem imun ibu tidak akan memproduksi antibodi untuk menyerang sel darah merah janin sehingga bayi tidak akan mengalami eritroblastosis fetalis. 

Hal ini disebabkan karena tidak adanya alasan dari sistem imun ibu untuk menyerang sel darah merah janin. Sel darah merah janin tidak memiliki antigen Rh sehingga sistem imun tubuh ibu, baik yang memiliki rhesus negatif maupun rhesus positif, tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang berbahaya

Lain halnya jika ibu tidak memiliki antigen Rh (memiliki rhesus negatif), dan bayi yang dikandung memiliki antigen Rh (memiliki rhesus positif). Perbedaan rhesus seperti inilah yanng mampu berakibat terjadinya penyakit eritroblastosis fetalis. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, penyakit eritroblastosis fetalis terjadi akibat diserangnya sel darah merah oleh antibodi yang dibentuk oleh sistem imun ibu. 

Sistem imun ibu membentuk antibodi karena menganggap antigen Rh yang dimiliki oleh bayi sebagai benda asing. Karena ibu memiliki rhesus negatif, maka ibu tidak memiliki sesuatu untuk melindungi dirinya dari hal yang dianggap asing , yaitu antigen Rh pada bayi. Hal ini yang menyebabkan sistem imun ibu membantuk antibodi untuk menyerang bayi yang memiliki rhesus negatif. Karena hal inilah, eritroblastosis fetalis terjadi. 

Dampak dari eritroblastosis fetalis cukup fatal, yaitu dari anemia, edema, pembengkakan hati dan limfa, sampai hidrops fetalis, yaitu masuknya cairan ke jaringan dari janin. Tak hanya itu, penyakit eritroblastosis fetalis adalah penyakit yang disebabkan inkompatibilitas rhesus (rhesus yang tidak sesuai) atau juga bisa disebut penyakit Rh. 

Penyakit Rh lebih berbahaya jika dibandingkan penyakit akibat perbedaan golongan darah ABO. Hal ini disebabkan antibodi yang menyerang antibodi Rh (antibodi anti-Rh) yang melewati plasenta lebih menetap jika dibandingkan antibodi anti-A atau anti-B dan dan anti-Rh yang terbentuk akan lebih mudah masuk ke dalam sirkulasi bayi. 

Walau begitu, masih ada beberapa kasus terjadinya eritroblastosis fetalis pada ibu yang memiliki golongan darah O (tidak memiliki antibodi A maupun B) yang mengandung anak yang memiliki golongan darah A, B, maupun AB. Hal  ini diakibatkan golongan darah O yang memiliki zat anti A dan anti B (aglutinin A dan aglutinin B). Tapi, seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, hal ini sangat jarang terjadi, jadi mari kita lebih bahas lebih dalam tentang penyakit eritroblastosis fetalis akibat perbedaan rhesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun