Mohon tunggu...
Lengkungan Surga
Lengkungan Surga Mohon Tunggu... Penulis - Manusia yang manusia

Terkesan dengan kehidupan manusia, walaupun begitu banyak rasa yang belum terjamah, manusia tak akan pernah berhenti merasa dan mencari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengembara

27 April 2021   04:12 Diperbarui: 13 Juni 2021   02:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ada seorang pengembara yang sudah lama tak menumpangi kereta, dia sendirian dan di tengah keramaian. Keretanya melesat cepat menempuh sang waktu yang terus bergerak, hamparan sawah, ladang, sungai beberapa jembatan dan rumah-rumah tepian bantaran rel menjadi sorotan selama perjalanan. Kanan, kiri depan ,belakang bangku kosong namun hatinya penuh kerinduan. 

Keretanya melesat kencang sangat kencang hingga sang rindu membawa dia tertidur pulas memimpikan kekasihnya. 

Keretanya melesat kencang sorot matahari membangunkan dia hatinya berdebar-debar menuruni gerbong menghirup udara segar kota yang padat. 

Keretanya melesat kencang sang waktu mengizinkan dan sang semesta menyatukan pasangan kekasih itu di suatu tempat yang sudah mereka janjikan, mereka sama-sama pengembara, pengembara yang harus menyelesaikan tugas dan cita-citanya, itu keyakinan mereka dan keyakinan mereka mengakatakan Pengembara selalu punya rumah untuk pulang. 

Kita adalah rumah dan sang pengembara adalah kita 

~Niny

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun