Mohon tunggu...
Alex AliAtmadikara
Alex AliAtmadikara Mohon Tunggu... Guru - Riang dan Gembira, suci dalam pikir, perkataan dan perbuatan

Experiential Education Practitioner, Spelunker, cave guide, outdoor trainer, principle of an elementary schooll, fulltime father of three kids

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Duta Kesadaran akan Keselamatan

26 Oktober 2022   04:22 Diperbarui: 26 Oktober 2022   04:31 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karena kelalaian kecil dalam aktivitas berisiko seperti kegiatan di alam terbuka seperti membiarkan gumpalan salju kecil menggelinding ke bawah bukit semakin dibiarkan semakin menjadi bola salju besar yang mampu melumat semuanya. 

Dan kasus seperti kasus di atas selalu diawali dengan kelalaian serupa, abai pada pertanda alam. Padahal sumber bahaya terbesar yang harus dihindari karena tidak bisa diprediksi adalah alam sebagai bahaya objektif. 

Ditambah dengan kurangnya keterampilan manusianya dan persiapan dalam kegiatan yang menjadi bahaya subjektif, maka lengkaplah sudah menjadi kolaborasi prima menuju predikay katastropik atau bencana.

Mengapa susur sungai? Mengapa di musim hujan? Tujuan apa yang ingin dicapai dari kegiatan itu? Mengapa tidak mencari alternatif aktivitas lain yang memiliki objektif yang sama tapi relatif lebih aman? 

Karena tujuan pendidikan adalah memberikan pengalaman dan kesempatan siswa merefleksikan pengalaman sebagai nilai2 pembelajaran, jika kemudian mereka tidak mempunyai kesempatan itu karena harus menjadi korban, lantas apa yang dapat mereka pelajari?

Tapi terlalu menyudutkan guru, pembina, instruktur atau pelatih saat ini juga bukanlah suatu sikap yang bijak. Karena kesalahan terbesar ada pada sistem kontrol keselamatan pada masyarakt kita saat ini.

Seharusnya yang bertanggungjawab pemimpin sekolahnya. Dimana beliau adalah kontrol utama yang seharusnya mengetahui dan merestui semua kegiatan di sekolah berlangsung.

Karena dalam buku panduan Kepala Sekolah Profesional yg disusun H.A. Tabrani Rusyan, butir ke 13, butir terakhir tentang peranan Kepala Sekolah Profesional, kepala sekolah adalah sebagai "kambing hitam", tempat melemparkan kesalahan/keburukan yang terjadi dalam kelompoknya, berani dan mau bertanggungjawab atas kesalahan orang lain dalam kelompoknya.

Nah, lho... Sesuai pesan Ki Hajar Dewantara, bahwa Kepsek sebagai pemimpin yang baik harus menjalankan peranannya yg " Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madyo mangun Karso, Tut Wuri Handayani".

Whateverlah dengan siapa yang akhirnya dijadikan kambing hitam,Karena saat ini kesalahan utamanya ada pada kesadaran akan keselamatan (safety awareness) dan pemahaman akan pengelolaan risiko (risk management) yg memang belum menjadi budaya atau kebiasaan (habit) dalam masyarakat kita. 

Jangankan memikirkan keselamatan orang lain, keselamatan diri sendiri juga kadang tidak peduli. Siapa yang berkendara memakai helm atau sabuk pengaman karena benar2 sadar akan pentingnya keselamatan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun