Mohon tunggu...
alessandra acristie
alessandra acristie Mohon Tunggu... Jurnalis - trying my best to write something here.

i hope my writings could be useful.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Klathak Pak Jede, Kuliner Wajib Wisatawan Yogyakarta

12 November 2019   00:23 Diperbarui: 12 November 2019   00:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Pribadi Alessandra

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Saat itu, ia berpikir mengapa ia tak membawa Klathak Khas Jejeran ke kota Yogyakarta dibandingkan warga Jogja yang harus ke sana. Pemikiran yang sangat ekonomis dan membuahkan hasil.

Awal mula nama Pak Jede juga terbilang cukup unik. Pak John Hidayat selaku investor adalah inspirasi dari nama sate yang terkenal satu ini. "Awalnya mau di beri nama Pak Dayat. 

Tapi saya bilang jelek, mending buat yang lebih unik saja, John Dayat (JD). Tapi ditambah 'e' agar lebih mudah untuk dibaca. Jadilah akhirnya Pak Jede." Kata pria yang sudah memiliki dua orang anak ini.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Tak hanya itu, awalnya sate yang dikelola Pak Haris ini belum ramai pengunjung dan karyawan yang dimiliki juga hanya 8 orang. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha ini, kini Sate Pak Jede sudah memiliki 17 karyawan yang terbagi atas dua shift.Suka Duka Mengelola 

Rumah Makan Sate Klathak Pak Jede
Setiap hal dalam hidup tentu memiliki cerita suka dukanya tersendiri. Sama halnya dengan Pak Haris. Ia pernah merasakan kehilangan semua karyawannya di tahun kedua merintis usaha kuliner ini. Namun ia tak takut, bahkan ia segera bangkit dan mengumpulkan tim barunya.

Tak hanya itu, usaha dibidang kuliner juga terbilang cukup riskan dengan competitor yang banyak. Itu pula yang dirasakan oleh Pak Haris di mana tak sedikit yang berusaha menjatuhkan usaha ini lewat media sosial. Misalnya saja dengan memberi review yang buruk di google review.

Padahal menurutnya, mereka sudah berusaha memberi pelayanan yang terbaik. "Padahal ya Mba, kami sudah mencoba memberi pelayanan terbaik seperti jika ada yang dagingnya masih keras, saya suruh gak osa bayar. 

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra

Kalau misalnya minumannya ada kotoran langsung kami ganti. Tapi namanya juga usaha, pasti ada saja yang mencoba menjatuhkan." Jelasnya.

Tak hanya duka yang dirasakannya, tentu terdapat suka dalam mengelola wisata kuliner ini. Ia mengaku merasa senang dapat membuka cabang baru di daerah ... tak hanya itu, ia juga mengaku senang mendapatkan tim yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri dan selalu bekerja maksimal.

Tak jarang juga ia mendapat complain dari pengunjung karena irisan dagingnya lebih kecil dibandingkan dengan Sate Klathak Pak Pong. Namun di sana ia mengajak pengunjungnya berdiskusi bersama. Ia menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh Pak Jede jauh lebih besar.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Hal ini tentu dikarenakan oleh biaya sewa tempat, opreasional, dan lainnya. Sedangkan Pak Pong sendiri sudah memiliki tempatnya, mereka tak perlu mengeluarkan biaya sewa. Tak berhenti di situ, biaya operasional yang dikeluarkan juga lebih kecil dan pelanggan di sana sangat membludak.

Para pengunjung Pak Pong bahkan rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan dua tusuk sate jeruji besinya yang berukuran besar. Namun dari segi pelayanan, Pak Jede dapat menyuguhkan makanan lebih cepat. Kemudian dari jarak yang ditempuh, tentunya Pak Jede lebih mudah untuk dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun