Mohon tunggu...
alessandra acristie
alessandra acristie Mohon Tunggu... Jurnalis - trying my best to write something here.

i hope my writings could be useful.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalistik Mulai dari Cetak hingga Menjadi Online

24 September 2019   03:10 Diperbarui: 24 September 2019   04:09 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalistik telah dimulai pada ribuan tahun yang lalu. Hingga sekarang, jurnalistik terus berkembang mengikuti perkembangan zaman yang membawanya ke bentuk online. 

Sejarah Jurnalistik
sendiri dimulai tiga ribu tahun yang lalu ketika salah satu raja di Mesir yaitu Firaun mengirimkan raturan pesan kepada para perwiranya yang berada di provinsi untuk mengetahui kejadian yang terjadi di ibukota.

Dilanjutkan dengan adanya istilah "Acta Diurna" dari Roma dua ribu tahun yang lalu. Acta Diurna ini merupakan asal mula kata Jurnalistik yang mana digunakan untuk memberitakan kejadian yang terjadi di Roma masa itu.

Surat kabar pertama kali diterbitkan di Eropa tepatnya di Jerman pada tahun 1609 dengan nama Avisa Relation Order Zeitung. Diikuti oleh Belanda pada tahun 1618 dengan nama Courante uyt Italien, Duytslandt, &c. Di Inggis pada tahun 1620 dengan nama Oxford Gazzete, Di Prancis 1631 dengan nama Curant of General News dan Italia tahun 1636 dengan nama yang sama.

Surat kabar pertama yang terbit harian adalah Einkommende Zeitung di Leipzig, German pada tahun 1650. Kemudian disusul oleh Daily Courant pada tahun 1907 di London.


Di zaman itu, surat kabar masih sangat mahal dan hanya diperuntukkan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, diterbitkanlah surat kabar dengan harga yang lebih terjangkau yaitu satu penny.

Benyamin H. Day merupakan pencetus dari Penny Newspaper di New York City pada tahun 1833. Ia juga merupakan orang pertama yang memuat peliputan tentang berita kepolisian secara rinci.

Seiring dengan berkembangnya jaman dan negara-negara lainnya, surat kabar menjadi salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk memberi informasi mengenai kejadian di negara tersebut maupun negara lain ( berita mancanegara) di berbagai belahan dunia.

Jurnalistik di Indonesia
Jurnalistik berasal dari Bahasa Prancis "journ" yang berarti catatan atau laporan harian. Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegaitan untuk menyiapkan, meng-edit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya. (Assegaff, 1983:9). 

Dalam Bahasa latin disebut juga dengan "diurnal" yang berarti hari ini. Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno di masa Julius Caesar berkuasa, istilah acta diurna ini memiliki arti rangkaian kata, gerakan, kegiatan dan kejadian sehari-hari.

Kata 'istik' sendiri merujuk pada estetika yang berarti keindahan untuk mewujudkan berbagai karya seni atau keterampilan. Dalam arti yang lebih luas, jurnalistik dapat dikatakan sebagai kejadian pencatatan dana tau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. (Susanto 1986: 73). 

Selain itu, mengutip perkataan MacDougall (1972) jurnalisme adalah kegaitan menghimpun berita, mencari fakta dan melaportkan peristiwa.


Bicara mengenai jurnalistik, di Indonesia sendiri jurnalistik telah berkembang sejak dahulu kala. Perkembangan jurnalistik diawali pada zaman Belanda. 

Di abad ke-18 tepatnya pada tahun 1744, penjajah Belanda mulai menerbitkan koran Bataviasche Nouvelles. Kemudian pada tahun 1776 Belanda juga menerbitkan surat kabar berjudul Vendu Niews yang berisi tentang berita pelelangan.

Sumber : Kemenkeu
Sumber : Kemenkeu

Seiring berjalannya waktu, muncullah majalah Bianglala sebagai bacaan pertama yang menggunakan Bahasa Indonesia di tahun 1854 dan juga Bromartani di tahun 1885. Disusul dengan terbitnya Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya.

Pada abad ke-20 muncullah surat kabar pertama yang didirikan oleh orang Indonesia sendiri yang berjudul Medan Prijaji oleh Tirtohadisuryo. Pada tahun 1910 surat kabar ini mulai menjadi surat kabar harian.

Pada masa penjajahan, salah satu perjuangan Indonesia yaitu dengan melalui jurnalistik. Di era inilah muncul surat kabar lainnya seperti Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji.

Sumber : wikipedia
Sumber : wikipedia

Kemudian, koran-koran ini sempat diambil alih kekuasaan di masa penjajahan Jepang. Namun, pada akhirnya terdapat 5 media yang mendapat izin terbit yakni, Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari dan Suara Asia.

Jurnalistik di Indonesia juga berkembang tak hanya melalui surat kabar, namun juga beralih menggunakan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11 September 1945. Kemudian di tahun 24 Agustus 1962 muncullah stasiun televisi pertama di Indonesia yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) dengan layar hitam putih.

Jurnalisme Online
Jurnalisme online dapat didefinisikan secara singkat sebagai jurnalisme yang memanfaatkan ineternet sebagai media untuk dapat diakses secara global. Dapat dikatakan dengan kata lain "cyber journalism, jurnalistik internet, web journalism". Jurnalisme online kini telah menggantikan jurnalistik konvensional (jurnalistik cetak) dan jurnalistik penyiaran (radio dan televisi).

Jurnalisme online tentu erat hubungannya dengan sejarah munculnya internet. Internet sendiri mulai berkembang pesat ketika memasuki akhir tahun 1990an. Selain internet, mulai juga ditemukannya komputer dalam bentuk notebook serta modem dan teknologi wireless.

Media online pertama di Indonesia lahir pada tahun 17 Agustus 1994 dengan nama www.republika.co.id . Situs ini lahir setahun setelah surat kabar cetak milik Republika sendiri terbit.

Dua tahun setelah itu, Tempo mendirikan TempoInteraktif (sekarang tempo.co) setelah majalah mereka dibredel ketika rezim orde baru pada tahun 1994. Disusul oleh Bisnis Indonesia yang meluncurkan situsnya pada 2 September 1996.

Setahun kemudian, Harian Waspada di Sumatera Utara meluncurkan media online miliknya dnegan situs www.waspada.co.id tepatnya pada 11 Juli 1997.

Disusul oleh Kompas Online dengan website www.kompas.com pada 22 Agustus 1997.

Beberapa media online di atas merupakan generasi pertama media online di Indonesia sendiri. Namun pada saat itu konten  yang mereka angkat sama persis dengan yang ada dalam bentuk cetak.

Sumber : detik.com
Sumber : detik.com
Setelah itu, pada tanggal 9 Juli 1998, muncullah Detik.com yang dipelopori oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi Nugrahadi.

Detik muncul dengan dasar pemikiran untuk membuat sebuah media yang tidak mudah dibredel dan mampu memberi informasi dengan cepat tanpa harus menunggu dicetak.

Sejak saat itulah muncul media online lainnya di Indonesia sendiri hingga saat ini dengan berbagai fitur yang ditawarkan.

Sumber tulisan : 

Hikmat, H. M. M., & Si, M. (2018). Jurnalistik: literary journalism. Kencana.
Darmawan, F. (2005). Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika. Mediator: Jurnal Komunikasi, 6(1), 27-34.
Afandi, A. (2014). Strategi dakwah Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Semarang dalam mengembangkan jurnalistik Islami di kota Semarang (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).
Ishwara, L. (2005). Catatan-catatan jurnalisme dasar (Vol. 1). Penerbit Buku Kompas.
http://repository.uinsu.ac.id/5526/1/Diktat%20Jurnalistik%20Fix.pdf

https://www.slideshare.net/DianaAmeliaBagti/jurnalistik-online-materi-1
https://medium.com/@aznani.nuri/opini-sejarah-singkat-perkembangan-jurnalisme-b59051569283

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun