Mohon tunggu...
Utrujah Alesha
Utrujah Alesha Mohon Tunggu... Guru - Segersang apapun Ilalang tetap berjuang untuk hidup.

Salah seorang pendidik yang menyukai membaca dan menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips dan Trik Komunikasi Dua Arah

27 Februari 2021   20:35 Diperbarui: 27 Februari 2021   20:46 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aaahhh....apa sih susahnya? Mudahlah hal itu. Kita kan sering berkomunikasi? Tak perlulah dibahas-bahas lagi. Bahkan dari kecil kita sudah diajak berkomunikasi. Walaupun dengan bahasa yang belum bisa dipahami. Bahkan seorang tuna wicara pun berkomunikasi dengan caranya masing-masing.
Baiklah, . . . ternyata tidak sesederhana itu berkomunikasi. Tidak asal bisa berbicara. Tidak asal bisa mengeluarkan suara. Tidak asal bisa menyampaikan kata-kata.
Sesuai dengan pengalaman dan pengamatan di lapangan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam berkomunikasi:
1. Siapa lawan bicara kita?
2. Bagaimana cara kita menyampaikan pesan?
3. Kapan waktunya?
4. Apakah yang kita sampaikan bermanfaat?
5. Mengapa kita lakukan?

Kita bahas satu persatu beberapa hal tersebut.
1. Siapa lawan bicara kita?
Lihat terlebih dahulu siapa yang kita hadapi. Tidak bisa dianggap sama lawan bicara kita. Secara usia, apakah di atas kita? Seusia atau di bawah kita? Apabila usia berbeda, tentu dapat mempengaruhi pola pikir, pemahaman, dan daya tangkap berbeda dalam menerima pesan yang kita sampaikan.

2. Bagaimana cara kita menyampaikan pesan?
Setelah mengetahui lawan bicara kita, perhatikan bagaimana kita dalam menyampaikan pesan. Pilih kalimat yang mudah dipahami oleh lawan bicara sesuai dengan poin satu(siapa lawan bicara kita?) ditambah dengan pendidikan dan lingkungan lawan bicara berasal dan berada.

3. Kapan waktunya?
Ketika menyampaikan pesan atau kata-kata, walaupun dalam sebuah pembelajaran tetap perhatikan waktu yang pas, tepat pada sasaran sesuai tujuan. Agar dapat berhasil sesuai dengan harapan. Kita lihat siswa-siswi kita sedang pada situasi dan kondisi yang siap menerima pesan yang kita harapkan terlaksana atau tidak? Apabila belum, tunda dulu. Apalagi pesan yang ingin kita sampaikan adalah untuk orang yang hidup bersama dengan kita. Kita harus lebih paham, waktu yang tepat untuk menyampaikannya. Bukan di saat pulang dari bepergian capek sudah kita sodori dan berondong dengan kata-kata yang mengurangi kenyamanan. Bahkan dalam pertemanan pun harus saling menjaga. Tahan kata-kata apabila kita lihat teman kita belum siap untuk mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan.

4. Apakah yang kita sampaikan bermanfaat?
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah, apakah pesan yang kita sampaikan bermanfaat untuk lawan kita? Sekiranya kurang bermanfaat, hanya akan menambah keburukan, lebih baik tahanlah. Pepatah mengatakan bahwa kata-katamu adalah harimaumu. Kata-kata yang keluar dari mulut kita bagaikan paku yang menancap pada sebatang kayu, akan meninggalkan bekas. Maka harus berhati-hati. Walaupun ada hadist yang menyebutkan bahwa sampaikanlah walaupun hanya satu ayat. Tetapi perhatikan kebermanfaatan dari kata-kata atau pesan yang ingin kita sampaikan. Apabila membawa kebaikan, lanjutkan. Apabila sebaliknya, belajarlah untuk menahan. Pilah sebaik-baiknya apa yang akan kita sampaikan.

5. Mengapa kita lakukan?
Bertanyalah pada diri sendiri sebelum melakukan apapun, termasuk ketika akan menyampaikan kata-kata atau pesan. Mengapa kita harus melakukannya? Untuk apa kita lakukan? Apakah hanya sekedar untuk mengisi kekosongan ketika bersama? Ataukah memang ada tujuan yang ingin kita capai? Bukan karena hanya untuk obrolan yang tidak jelas, yang berujung pada ghibah(menggunjing), naudzubillah...
Sebaiknya lakukan semua karena mengharap ridho Allah.
Itulah beberapa hal yang teralami dan pelajari. Komunikasi tidak dapat dilakukan sendiri. Harus memperhatikan beberapa hal yang sudah disebutkan di atas agar dapat berjalan dengan lancar. Belajar untuk memilah, mengolah, dan menahan segala sesuatu yang kurang bermanfaat dan merugikan pihak lain. Barakallahu fiikum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun