Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

5 Langkah Kunci Industri Menyongsong Digitalisasi

21 Mei 2021   07:17 Diperbarui: 22 Mei 2021   11:03 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transformasi digital (Foto: iStockPhoto)

2020 jadi tahun yang berat bagi bisnis di berbagai sektor industri. Namun, menyerah bukan menjadi jalan keluar. Tahun berikutnya, yakni 2021, dinilai sebagai tahun pemulihan ekonomi dan the rising of digital era.

Bagi banyak pengusaha, pemulihan ini jadi peluang untuk mempercepat upaya transformasi digital dan mewujudkan kemajuan teknologi yang direncanakan selama bertahun-tahun dalam hitungan bulan.

Faktanya, menurut survei Forbes Insights 2020, sekitar 80 persen CEO mengatakan bahwa Covid-19 mempercepat digitalisasi operasi mereka. Sementara itu, 64 persen mengatakan bahwa pandemi mempercepat pembuatan model bisnis digital baru dan memperluas aliran pendapatan.

Dengan peralihan ke digital, para pemimpin industri dapat menciptakan masa depan yang lebih maju secara teknologi dan mengutamakan digital untuk generasi berikutnya. Adapun 5 langkah jitu yang bisa dilakukan untuk mewujudkan upaya tersebut. Simak ulasannya berikut.

1. Automasi untuk optimalisasi

Berkat inovasi teknologi di berbagai sektor, pendekatan baru untuk manajemen energi semakin memungkinkan untuk dilakukan. Perusahaan pun bisa mengubah model operasionalnya dari sistem jaringan terpusat tradisional ke model inovatif yang saling terhubung (terdesentralisasi).

Guna mewujudkan potensi penuhnya, jaringan terdistribusi tersebut bisa menggunakan proses automasi.

Industri pun perlu membangun akses ke seluruh jaringan energi untuk membantu mengoptimalkan biaya selama siklus hidup pabrik dengan memperpendek masa produksi dan mengurangi jejak karbonnya. Ini adalah the next generation dari manajemen energi automasi.

2. Terhubung dengan cloud

Sistem komputasi awan atau cloud memberikan daya tak terbatas yang lebih efisien daripada fasilitas hosting. Bagi para pemimpin industri, cloud bukan menjadi solusi akhir, tetapi alat lain untuk meningkatkan kinerja dan memberikan insight. Kuncinya adalah koneksi, bukan migrasi. 

Dari lantai pabrik hingga ruang kontrol, ribuan titik akhir akan menghasilkan data yang sangat penting sepanjang waktu. Dengan menghubungkan titik akhir tersebut ke ruang kontrol berbasis cloud, industri bisa mendapatkan akses langsung ke artificial intelligence (AI), machine learning, dan sumber daya teknologi lainnya untuk memaksimalkan big data.

3. Sinkronisasi tim dan teknologi

Langkah selanjutnya yang bisa industri lakukan adalah menyatukan pekerja, prosesnya, dan asetnya untuk menciptakan lingkungan kerja digital yang kolaboratif dan fokus pada pertumbuhan.

Guna mewujudkannya, industri membutuhkan standardisasi dan integrasi, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), teknologi yang mumpuni, pengawasan dan tata kelola data center yang terencana, serta sistem keamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Mendigitalkan rantai pasokan

Seluruh rantai pasokan atau supply chain dapat dioperasikan dalam ekosistem terpadu yang sepenuhnya digital. Ambil contoh salah satu perusahaan yang fokus pada automasi dan energi, Schneider Electric.

Schneider Electric kerap menghubungkan pemasok, pelanggan, dan mitra secara end-to-end. Perusahaan asal Prancis ini juga menghadirkan visibilitas dan kecerdasan yang lebih baik ke setiap proses mereka.

Alhasil, langkah tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan operasi, memprediksi gangguan, dan mencegah kegagalan.

5. Memperkuat cyber security

Meskipun disebutkan terakhir dalam perjalanan transformasi lima langkah ini, cyber security atau keamanan siber tidak diragukan lagi merupakan elemen terpenting.

Dengan operasi industri yang menghadapi ribuan upaya penyusupan dunia maya setiap harinya, pengelolaan risiko keamanan siber menjadi dasar dari setiap strategi digital dan matriks manajemen risiko.

Jika ingin melindungi dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan, perusahaan pun perlu secara proaktif mengelola risiko dunia maya mereka di seluruh siklus hidup operasi.

Dengan memanfaatkan model bisnis baru, aliran pendapatan, dan peluang lain di era digital yang holistik serta dinamis, keamanan siber bisa jadi ujung tombak keberhasilan industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun