Kabar seputar Indonesia hari ini diliputi oleh meningkatnya jumlah angka kasus positif CoVid-19 di tanah air. Dalam rangka menekan penyebaran dan penularan tersebut pemerintah telah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat hingga akhir bulan Juli dan memberikan vaksinasi secara berkala terhadap warganya. Akan tetapi, menyikapi hal itu banyak masyarakat dibuat resah oleh karena pembatasan terhadap beberapa hal tertentu yang menjadi kegiatan utamanya, seperti pada sektor ekonomi maupun pendidikan.
Beberapa waktu belakangan gelombang masa yang notabenenya terdiri dari masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang terlihat turun ke jalan untuk menyuarakan berbagai macam haknya agar dapat dipenuhi, karena dengan adanya pemberlakuan PPKM Darurat hal tersebut mendapatkan banyak atensi dari kalangan masyarakat baik itu secara dukungan moril, materil, maupun berupa sebaran unggahan di media sosial.
Sehubungan dengan hal itu, rencana pemerintah yang semula merencanakan pendidikan Indonesia akan berjalan normal seperti biasanya dengan menjalankan pembelajaran tatap muka secara langsung, dengan berbagai macam bentuk pertimbangan kembali harus ditunda. Dikabarkan rencana itu pada awalnya akan dilaksanakan di tahun ajaran baru 2021/2022 yang bertepatan di bulan Juli tahun 2021.
Dengan ditundanya kegiatan pembelajaran tersebut, maka dapat dipastikan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) akan menjadi program pendidikan paling utama yang harus dilakukan untuk memenuhi hak dan kewajiban para siswa sekolahnya.
Memang bukan hal yang mudah dalam menjalani dan melakukan kegiatan seperti halnya diatas pada masa pandemi. Khususnya bagi sektor pendidikan, guru akan dituntut untuk menguasai atau setidaknya mampu mengoperasionalkan beberapa platform meeting online (pertemuan secara daring), dan bagi siswa pun dengan adanya hal itu bukan berarti belajar hanya berlangsung disaat kegiatan pembelajaran semata, siswa diharapkan mampu mengembangkan hasil dari ilmu yang didapatkannya agar berjalan seiringan dengan pengajaran serta penerapan akhlaq yang harus dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam rangka upaya pendidikan untuk menekan serta membatasi penyebaran dan penularan CoVid-19 di SMP Negeri 13 Kota Bandung, sekolah memiliki prinsip kebijakan bahwa keselamatan warga sekolah adalah hal terpenting yang harus dijaga dengan baik.Â
Hal itu ditandai dengan pembelajaran tatap muka secara keseluruhan bagi siswa kelas 7 (tujuh) hingga 9 (sembilan) dilakukan secara daring melalui platform Zoom Meeting yang dalam pengelolaannya tiap guru akan didampingi setidaknya oleh satu orang guru pengajar milenial.Â
Maka dari itu, hal yang menarik dari adanya PJJ tersebut yaitu setiap guru mendapatkan layanan dan pendampingan oleh guru lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan serta mengharapkan dengan adanya hal itu siswa menjadi lebih pro-aktif baik saat pembelajaran berlangsung maupun dalam pengumpulan tugasnya.
Adapun hal lainnya, yaitu sekolah memberikan kewajiban pada guru untuk menghadiri WFO (Work From Office) atau bekerja secara langsung di tempat/kantor setidaknya dalam satu hari terhitung 15% dari jumlah keseluruhan guru di sekolah tersebut. Hal itu berfungsi sebagai tanda kehadiran, melaksanakan kegiatan PJJ, sekaligus pembuatan tugas yang dikumpulkan secara serentak di kantung tugas Google Classroom pada akun siswa masing-masing, dan di tahun ajaran baru ini sekolah tersebut telah mendapatkan akses pembelajaran dengan luas dari Disdik (Dinas Pendidikan) Kota Bandung. Maksud pernyataan tersebut, adalah siswa saat untuk saat ini dapat mengunggah file atau dokumen tugas berskala besar ke dalam Google Classroom.
Penggunaan Google Classroom yang biasanya bersifat hanya dapat mengumpulkan hasil tugas berupa dokumen (word, power point, hasil screenshoot, dan pdf) saat ini dapat menggunggah hasil video di dalam kantung tugas siswa masing-masing.Â
Penguatan tersebut dilatar belakangi oleh karena guru yang ingin memonitoring perkembangan siswa sebagai anak didiknya, serta diharapkan dengan adanya hal itu siswa menjadi terbiasa untuk speak up (berbicara) di depan kamera yang seolah-olah itu adalah audience (pendengar) dari apa yang sedang mereka ucapkan mengenai materi yang dibawakannya.