Mohon tunggu...
Aldio Bagaskara
Aldio Bagaskara Mohon Tunggu... Seniman - Human.

Human.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keajaiban Bintang

28 Januari 2021   13:25 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:24 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Neo Conceptual Art

Ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang terjebak dalam situasi dimana sang ibu yang hanya tinggal berdua denganya, sakit keras. Karena keterbatasan biaya juga jauhnya akses menuju rumah sakit, dan terlebih tidak adanya lingkungan sekitar yang ia bisa mintai pertolongan, anak itu lebih memilih bertahan merawat sang ibu tanpa mau meninggalkannya seorang diri sambil menanti keajaiban itu datang. 

Hingga disuatu malam selepas sang ibu tertidur, anak itu berdiam diri menatap ke langit dari jendela kamarnya, setitik cahaya dari langit melaju cepat hingga membentangkan garis yang panjang dan berhenti diujung pandanganya, ia masih tidak bisa menerka dari mana asal titik cahaya tersebut dan coba menghiraukannya.

Kembali ia menatap langit dengan ribuan bintang di atas sana, fikirannya merespon apa yang ia lihat soal bintang, Almarhum sang ayah pernah bilang “Terkadang Tuhan itu menjelma sebagai bintang, jika salah satu dari bintang di Angkasa itu jatuh maka berdoalah, kejar dan tangkap, maka keajaiban doamu akan terwujud”. Dan setelah itu, ia meyakini bahwa asal titik cahaya tadi adalah bintang yang jatuh. Tanpa berfikir panjang ia langsung bergegas lari jauh mengejar cahaya itu, tak disadari ia sampai ke festival pasar malam disebuah kampung yang cukup untuk dilalui dengan jalan kaki maupun berlari.

Di tengah kerumunan pasar ditengah kampung ia mulai bertanya kepada orang sekitar tentang dimana bintang itu? Ada yang menunjukan seseorang bernama Bintang, ada yang memberinya sebuah botol minuman dan adapula yang mengarahkanya kesebuah toko bertuliskan “Toko Susu Bintang”. Namun semua itu bukanlah yang ia cari. Hingga ia melanjutkan perjalananya keluar pasar hingga keujung sebuah jurang. Ternyata benar, disana ia melihat sebuah cahaya berbentuk bola kristal yang ia yakini inilah bintang. Dengan cepat ia menggambil dan menyelipkannya dilipatan baju lalu segera berlari kembali kerumahnya untuk segera meminta pertolongan agar sang ibu sembuh dari penyakitnya.

Sesampainya dirumah ia melihat ibunya masih tertidur pulas, dengan menatap sang ibu ia tersenyum sumringah karena sebentar lagi sang ibu akan sembuh. Sang anak mulai memejamkan mata sambil memegang erat cahaya itu sambil berdoa untuk kesembuhan sang ibu. Ia membuka matanya dan melihat sang ibu masih dengan keadaan yang sama, wajahnya mulai kebingungan, apakah cara memohonya salah? Ia mengulangi permohonanya beberapa kali namun sang ibu tetap tidak memberikan respon baik. Ia semakin penasaran dan membangunkan sang ibu yang tertidur beberapa kali namun tetap tidak terbangun, ia malah menemukan gelas dan obat sang ibu yang terjatuh disebelah kasurnya, akhirnya ia menyadari bahwa sang ibu telah tiada untuk selamanya dan yang ia lakukan barusan dengan meninggalkan ibunya adalah hal yang sia-sia.

Karena pada dasarnya keajaiban itu tidaklah hanya ditunggu, Maka ciptakanlah keajaiban itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun