Mohon tunggu...
Aldian  Kurnia
Aldian Kurnia Mohon Tunggu... Guru - Geography Teacher

Ketika ruang wacana terkekang oleh legalitas, ideologi terus berkembang selama pandai menginsafi batasan etika.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Radikalisme dalam Kehidupan Bermasyarakat, Mungkin Saja Anda Radikal

16 Oktober 2019   14:30 Diperbarui: 16 Oktober 2019   15:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata radikalisme bagi para penggemar perpolitikan baik lokal atau interlokal pasti bukan hal yang asing lagi. Pertama kali radikalisme diperkenalkan oleh Charles James Fox pada abad ke-17 untuk menyerukan "reformasi radikal" di sistem pemerintahan Britania Raya (sekarang kita sebut Inggris). Gerakan tersebut digunakan untuk mereformasi parlemen di negara tersebut. Gerakan ini menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh. Secara singkat partai kanan jauh adalah kelompok ideologi yang terlahir sebagai kelompok penguasa, sedangkan partai kiri jauh merupakan kelompok ideologi yang terlahir sebagai pemberontok untuk menjatuhkan kekuasaan yang ada pada saat itu.

Kalau kita kembali pada kehidupan sekarang, radikalisme sangat erat kaitannya dengan suatu kelompok asal timur tengah yaitu ISIS (Islamic of Iraq and Syiria) yang dikenal sebagai pembawa teror dan pemberontak dengan membawa simbol agama di dalamnya. Tentu saja Amerika Serikat dan sohib-sohibnya yang telah melebeli kelompok ini sebagai kelompok radikal islam.

Kenapa ISIS dikatakan sebagai kelompok radikal? Apa karena mereka teroris yang membawa keruskan? Dan kenapa harus membawa lebel islam?

Jika dilihat dari asal katanya dalam bahasa latin istilah radikal berasal dari kata radix yang berarti akar. Dalam KBBI radikal berarti dasar dari suatu prinsip. Jadi kenapa ISIS harus dilebeli radikal dalam agama terutama islam?

Saya secara pribadi tidak setuju jika ISIS dilebeli radikal dalam agama, karena akar dari segala agama adalah mengenai kasih sayang. Akar dari agama islam selain tauhid la ilaha illallah, adalah mengenai kasih sayang kesesama manusia dan makhluk ciptaan-Nya secara keseluruhan dan tanpa terkecuali.

Jadi paham radikalisme yang selalu disandang oleh kelompok ISIS tentulah tidak tepat, karena bertentangan dengan ajaran agama islam. Karna berdasarkan sejarahnyapun radikalisme terpopulerkan sejak paham liberal pada partai kiri jauh di Britania Raya yang artinya paham ini memang terlahir dari akal pikiran manusia. Sedangkan agama terlahir dari sang pencipta dimana isi dan pedomannya menuntun kita sebagai manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Sehingga bagi muslimin yang menjalankan perintah berdasarkan al quran dan as sunnah bisa dikatakan radikal karena dalam pola kehidupannya selalu memegang teguh pedoman dasar di dalam agamanya.

Jadi, apakah Anda radikal dalam konteks tertentu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun