Mohon tunggu...
Vio Aldianita
Vio Aldianita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah La Hawla Wala Quwwata Illah Billah.. Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gender Bukanlah Sebuah Penghalang bagi Wanita Maupun Laki-laki

4 Oktober 2018   22:08 Diperbarui: 4 Oktober 2018   22:43 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap hari kita harus berinteraksi dengan lawan jenis yang dalam masyarakat kita selalu dimaknai memiliki peran gender yang berbeda. Perempuan itu harusnya seperti ini dan laki-laki diharuskan seperti itu, ada hal-hal yang dibedakan dan memang berbeda pada perempuan dan laki-laki itulah gender. Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya.

Namun pada sekarang ini kesetaraan gender masih belumlah maksimal. Karena saat ini masih ada pandangan bahwa wanita itu lebih baik tidak melakukan sebuah pekerjaan dan wanita kurang baik dalam melakukan sebuah pekerjaan. Akan tetapi kesetaraan gender dalam dunia pendidikan maupun kerja sudah mulai ada kesetaraan walau belumlah maksimal. 

Dalam hal pendidikan yaitu wanita cenderung dianggap lemah dan tidak berhak memiliki pendidikan yang tinggi. Padahal kalau soal pendidikan semua berhak mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. 

Terkadang dalam masyarakat itugas wanita hanya itu cuman dirumah, memasak, melahirkan, dan membesarkan anak. Sehingga anggapan untuk wanita yang memiliki pendidikan tinggi cenderung dianggap negatif. Kesetaraan gender dalam pendidikan membuat baik wanita maupun laki-laki memiliki kesempatan berpendidikan setinggi mungkin tanpa ada batasan yang namanya gender. Untuk meraih cita-cita dan mimpi yang diinginkan.

https://tirto.id/kerikil-tajam-dunia-pendidikan-untuk-perempuan-cuHk

Namun ketimpangan gender itu terjadi pada saat kita orang tua memberikan pendidikan kepada anak. Orang tua pasti cenderung akan melarang anak perempuan bermain mobil-mobilan atau sebaliknya anak laki-laki cenderung dilarang gak dibolehin bermain boneka barbie atau sejenisnya. Nah dari sinilah anak yang seharusnya diajarkan mengenai kesetaraan gender namun disaat yang sama orang tua cenderung mengelompokkan gender tersebut. 

Membuat anak sulit untuk berkreatifitas dan membuat hal baru dengan idenya karena pengelompokkan tersebut. Sehingga anak akan menuruti sesuai apa yang orang tuanya ajarkan. Selain itu dalam mengajarkan berbagai tugas yang dilakukan rumah orang tua cenderung mengasih tugas dapur dan didalam rumah misal memasak, mencuci dan mengepel itu adalah tugas anak perempuan dan tugas diluar rumah misal membersihkan halaman, memotong rumput, mencuci kendaraan itu adalah tugas anak laki-laki. 

Tetapi itu justru akan mengajarkan ketidaksetaraan gender itu sendiri semakin jauh. Cenderung mengelompokkan tugas antara anak perempuan dan anak laki-laki sehingga anak perempuan cenderung tidak boleh melakukan pekerjaan anak laki-laki begitupun sebalilnya.

https://tirto.id/bias-gender-bisa-bermula-dari-mainan-ckVA

Oleh karena itu kesetaraan gender itu sangat penting bagi kehidupan sekarang ini dimana pekerjaan laki-laki bisa dilakukan oleh perempuan. Juga tidak ada diskriminasi kepada perempuan seolah membuat perempuan itu lemah dan tidak bisa melakukan sebuah pekerjaan dengan maksimal. Sehingga perempuan bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang lelaki, pendidikan yang tinggi, kesetaraan dalam taraf hidup, dan kesamaan dalam tingkatan bekerja. Tidak ada ketimpangan lagi dalam hal di dunia kerja baik perempuan maupun laki-laki.

https://tirto.id/ketimpangan-gender-dan-kendali-perempuan-milenial-cnb5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun