Mohon tunggu...
Vio Aldianita
Vio Aldianita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah La Hawla Wala Quwwata Illah Billah.. Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wabah Hama Tikus Berdasi

4 Oktober 2017   11:38 Diperbarui: 4 Oktober 2017   12:19 5284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://unik6.blogspot.com

Pada zaman dahulu ada sebuah negara yang sangat makmur kaya akan segalanya rakyatnya hidup makmur dan tentram tanpa ada kesulitan apapun taka da kemiskinan di negara tersebut. Negara tersebut bernama Negara Uang dimana apapun yang ada di negara tersebut bisa menjadi uang. Kekayaan sumber daya alam maupun manusia sangatlah melimpah karena kekayaan itu membuat negara lain iri dengan negara tersebut.

Banyak gedung-gedung megah dibangun di negara tersebut rakyat makan sangat cukup bahkan tersisa. Tetapi setelah berpuluh-puluh tahun negara tersebut kaya akhirnya datang dimana negara tersebut  mengalami fase turun fase kritis negara tersebut terjadi karena muncul penyakit yang susah untuk disembuhkan yaitu hama tikus berdasi.

Hama tikus berdasi memang sangat susah untuk dihilangkan malah hama tikus berdasi ini semakin banyak menyebar hingga kekalangan masyarakat itu sendiri disekitar masyarakat. Dulu negara yang kaya,makmur dan sejahtera namun perlahan negara ini menjadi miskin banyak pengangguran kemiskinan merajalela dikarenakan tikus berdasi memakan uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat tetapi mereka makan sehingga negara yang dulunya makmur perlahan menjadi sengsara.

Tak ada yang bisa melawannya bahkan hakim tunduk kepadanya dan tikus berdasi tersebut dihukum ringan bahkan hingga dibebaskan dengan berbagai alasan. Dengan uang para tikus berdasi bisa bebas kapan saja dan bisa mengendalikan siapa aja yang akan jadi sasarannya. Bagi tikus berdasi uang adalah segalanya yang mampu mengendalikan siapa saja dari pejabat,penegak hukum hingga aparat penegak hukum. Mereka rela memakan uang rakyat demi kebutuhan dan kepuasan diri mereka sendiri tanpa memikirkan kedepannya buat rakyat juga Negara Uang.

Sumber: kaskus.co.id
Sumber: kaskus.co.id
 

Bahkan didalam sel penjara mereka masih bisa bebas keluar kemanapun yang mereka inginkan juga bahkan sel penjara bagi tikus berdasi ada yang sangat mewah seolah itu bukan sel penjara bagi tikus berdasi. Tikus berdasi kian merajalela karena kejujuran di Negara tersebut mulai hilang dan musnah sehingga populasi tikus berdasi makin pesat. Oleh sebab itu kejujuran itu sangat penting untuk menahan dan memusnahkan tikus berdasi agar tidak beranak tidak menyebar dan bertambah banyak lagi.

Untuk menghilangkan para tikus berdasi hukuman untuk tikus-tikus berdasi harus ditingkatkan. Tikus berdasi minimal harus dihukum mati karena sangat-sangat merugikan Negara menggrogoti uang-uang rakyat yang seharusnya dinikmati rakyat tetapi hanya dinikmati tikus berdasi. Penegak hukum harus dibenahi agar penegak hukum di Negara Uang tidak mudah ditipu daya disuap oleh para tikus-tikus berdasi itu sehingga tikus berdasi tidak berkembang biak lebih banyak dan beri  hukuman bagi tikus berdasi dengan hukuman berat agar sebagai efek jera untuk mengurangi populasi tikus berdasi bahkan memusnahkan populasi tikus berdasi.

Sehingga Negara Uang bisa makmur lagi seperti sediakala lagi menjadi negara yang makmur,sejahtera,dan kemiskinan menjadi tidak ada lagi di Negara Uang. Rakyatnya menjadi tentram pengangguran hilang dari Negara Uang ini. Pendidikan Negara Uang harus mekakukan pendidikan karakter kejujuran sehingga Negara Uang bebas dari tikus berdasi lagi. Tikus berdasi hilang Negara Uang bisa kembali kesediakala lagi rakyat makmur sejahtera. Uang tidak dimakan oleh tikus berdasi lagi dan digunakan untuk kepentingan kemajuan negara juga rakyat. Tikus berdasi tidak ada negara akan maju bahkan jauh lebih maju dari sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun