Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harapan Puan, Presiden 2024 Perempuan, Berbasis Kemampuan atau Kerinduan?

29 Agustus 2022   08:38 Diperbarui: 29 Agustus 2022   08:41 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk memimpin sebuah BUMN sedemikian ketat, apakah untuk Bacapres ada penilaian kapasitas dan kemampuan seperti itu? Tentu saja tidak ada. Yang diperiksa hanyalah kesehatan. Tidak ada penilaian kemapuan dan kapasitas. Lalu, apa alat ukurnya? Alat ukurnya hanya sebatas syarat ambang batas dukungan partai politik. Harus minimal 20 persen sanggota di DPR.

Jika demikian halnya, apakah harapan Puan bisa menjadi Presiden RI tahun 2024 itu mungkin diraihnya? Semua mungkin saja. Tetapi yang menentukan adalah pemilih dalam Pemilu. Apakah rakyat memilihnya atau tidak memilihnya, tentu tergantung rakyat pemilih. Bagaimana peluangnya? Ini yang rumit.

Jika peta perpolitikan dan peluang calon ditentukan oleh hasil survey, maka peluang Puan Maharani lemah. Tidak masuk dalam Bacapres yang memimpin hasil survey. Apakah hasil survey sebagai penentu tunggal, tentu saja bukan. Namun menarik untuk dipertanyakan pula, apakah ada tokoh atau calon presiden yang menang yang tidak unggul dalam survey? Sepertinya, hasil survey membuktikan bahwa calon presiden yang menang cenderung yang unggul dari hasil survey.

Mungkinkah seorang Puan Maharani yang belum pernah unggul dalam survey Bacapres bisa memenangkan Pilpres 2024? Tidak ada yang tidak mungkin, namun sulit. Bagaimana strategi Puan untuk memenangkan Piklpres, jika tidak didukung hasil survey yang unggul?

Apakah safari politik kepada semua Ketum Partai sebagai strategi komunikasi politik untuk menaikkan elektabilitas melalui survey? Atau safari politik ini untuk menempatkan puan Maharani seakan sejajar dengan para Ketua Umum Partai Politik pendukung Jokowi?

Apakah penugasan Megawati kepada Puan Maharani untuk meningkatkan pamor politik dan sekaligus sebagai media mendongkrak elektabilitas Puan? Mungkin hanya Megawati yang tahu akan hal ini. Memang PDIP harus bergegas. Waktu semakin dekat.

Pertemuan relawan semakin intens. Jokowi terus membangun komunikasi dengan relawan. Kenapa para Bacapres seakan enggan berkomunikasi dengan relawan? Bukankah relawan ini bisa menjadi potensi pemenangan dalam Pilpres sesuai dengan pengalaman Jokowi dalam dua Pilpres 2014 dan 2019?

Jika publik pemilih tidak yakin dengan kemampuan Puan berdasarkan hasil survey, apakah yang layak menjadi tawaran puan kepada pemilih? Apakah hanya bermodalkan status sebagai perempuan atau hanya sebatas kerinduan? Jika demikian, maka pemilih akan menjatuhkan pilihan. Apakah seorang perempuan yang menjadi presiden 2024? Atau seorang pangeran yang ganteng? Pilpres 2024 akan menentukannya.

Salam Untuk Bacapres Perempuan.

Aldentua Siringoringo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun