Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harapan Puan, Presiden 2024 Perempuan, Berbasis Kemampuan atau Kerinduan?

29 Agustus 2022   08:38 Diperbarui: 29 Agustus 2022   08:41 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan Puan, Presiden 2024 Perempuan, Berbasis Kemampuan Atau Kerinduan?

Ditengah keadaan dunia yang penuh gejolak, tantangan dan ancaman keamanan dan perang, setiap bangsa membutuhkan pemimpin yang mumpuni. Pengalaman Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia dua periode tentu bisa kita lihat sebagai pengalaman yang berharga. Menjaga marwah dan wibawa presiden dengan membatasi keluarga ikut berbisnis dan mencampuri urusan istana memberikan nuansa dan suasana yang baik.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Presiden Jokowi selalu menyampaikan bahwa kita butuh pemimpin yang berkualitas dan bisa bekerja dengan baik menghadapi tantangan zaman dan segala problematika dunia yang terus berubah.

Dampak perang Ukraina Rusia masih terus melambungkan harga pangan dan energy di dunia. Resesi ekonomi dan kebangkrutan berbagai bangsa semakin menakutkan. Ketegangan China dan Taiwan semakin membuat kawasan Asia Timur bergejolak. Berbagai masalah nasional dalam negeri dan masalah dunia internasional semakin menuntut bangsa kita untuk bisa memilih pemimpin yang akan menggantikan Presiden Jokowi harus selektif dan bijaksana.

Ditengah kondisi seperti itulah, Puan Maharani menyampaikan harapannya, bahwa Pilpres 2024 bisa menghasilkan presiden perempuan. Sangat subjektifkah? Bisa jadi. Para perempuan yang diharapkan bisa tampil dalam Pilpres 2024 hanyalah seorang Perempuan bernama Puan Maharani.

Apakah Puan sedang membicarakan dirinya sendiri? Dia tidak menyebut namanya sendiri, namun kriteria itu mengarah ke dirinya sendiri. Cantikkah permainan ini? Atau terlalu vulgar dan subjektif? Mungkin kurang bijak. Seandainya yang mengatakan itu orang lain, mungkin daya terima masyarakat akan berbeda.

Pertanyaannya, apakah harapan Puan Maharani tersebut merupakan harapan yang berbasis kemampuan atau sebatas kerinduan?

Apakah kapasitas kemampuan Puan Maharani sudah sesuai harapan masyarakat Indonesia atau harapan Presiden Jokowi untuk memimpin bangsa ini menghadapi segala masalah nasional dan internasional diatas? Apakah kemampuan ini bisa diukur atau hanya sebatas harapan dan kerinduan.

Cukupkah prestasi kerja dan pengalamannya sebagai Menko PMK dan Ketua DPR sebagai modal untuk menjadi Bacapres? Ketika menjabat Menko PMK, Presiden Jokowi mempercayakan program unggulan Presiden Jokowi tentang Revolusi Mental seakan tak berbekas. Bahkan istilah revolusi mental hilang ditelan bumi. 

Penyelenggaraan Sidang IPU di Indonesia disampaikan Megawati sebagai prestasi Puan yang menjabat Ketua DPR. Itu betul. tetapi pertanyaannya, cukupkah penyelenggaraan pertemuan internasional tersebut sebagai modal untuk menjadi presiden? Kapasitas penyelenggaraan pertemuan internasional seperti IPU tersebut tidaklah cukup untuk menjadi presiden. Tugas presiden sangat berat dan masalah yang dihadapi sangat rumit.

Seleksi calon direksi BUMN biasanya dilakukan asesmen untuk menilai kapasitas kemampuan domestik dan internasional. Bagaimana kemampuan dan kapasitasnya untuk menyelesaikan masalah domestik dan bagaimana menyelesaikan masalah yang menyangkut dan terkait masalah internasional. Berbagai materi kasus dan problem disampaikan untuk dibahas dan dijadikan sebagai alat pengukur kapasitas setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun