Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menerka Kenapa Polisi Tembak Polisi, Si(Apa) Sasarannya?

15 Juli 2022   09:19 Diperbarui: 15 Juli 2022   09:26 2177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menerka Kenapa Polisi Tembak Polisi, Si(Apa) Sasarannya?

Peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J telah menjadi berita populer dan hangat. Kenapa polisi tembak polisi? Apa yang terjadi? Siapa sasarannya? Apa sasarannya? Akankah terungkap? Ataukah peristiwa ini akan ditutup dengan menjadikan Brigadir J yang meninggal menjadi tumbal?

Beberapa kejanggalan.

Ada beberapa kejanggalan dalam peristiwa ini yang patut menjadi pertanyaan yang mungkin ada jawaban dan sekaligus mungkin juga tidak ada jawaban. Bisa dianggap kebetulan, bisa juga bukan kebetulan.

Pertama, sejak peristiwa tembak menembak terjadi, tidak ada berita tentang hal tersebut. Setelah tiga hari baru muncul dalam berita? Adakah yang disembunyikan? Ataukah TKP sudah dikondisikan sedemikian rupa baru diumumkan? Jadi lokasi TKP sudah steril dan tidak lagi bisa diperiksa keaslian apa adanya  secara akurat?

Kedua, CCTV mati. Menurut penjelasan polisi bahwa CCTC di rumah tersebut telah mati selama dua minggu. Benarkah ini mati kebetulan atau sudah direncanakan? Kok ada tindakan kriminal, tiba-tiba CCTV mati. Seandainya ada rekaman CCTV mungkin membuat perkara ini bisa terang. Apakah waktu tiga hari pengumuman pasca peristiwa termasuk mengamankan CCTV?

Ketiga, penjelasan polisi secara sederhana tentang kejadian perkara terlalu disederhanakan? Penjelasan Kapolres Metro Jakarta Selatan mengatakan bahwa Brigadir J masuk kamar isteri Ferdy Sambo, lalu terjadi pelecehan seksual. Sang isteri jenderal menjerit dan minta tolong. Bharada E yang sedang dilantai dua datang. Brigadir J mencoba kabur dan menembak Bharada E tujuh kali. Bharada E menembak Brigadir J lima kali. Brigadir J tewas. Ini penjelasan versi siapa? Inikah skenario konstruksi hukum yang akan dibawakan ke pengadilan melalui Jaksa Penuntut Umum?

Keempat, pemakaman Brigadir J tidak dilakukan secara kedinasan. Ini berarti kematian Brigadir J dianggap bukan sedang menjalankan tugas Polri. Korban penembakan ini dianggap sebagai orang yang bertugas di luar kedinasan? Apakah posisi Brigadir J sebagai supir isteri Kadiv Propam bukan sebagai tugas dari Polri atau satuan Brimob tempat korban bertugas? Apakah Brigadir J sedang menjalankan tugas Polri?

Kelima, pemulangan korban Brigadir J kepada keluarganya di Jambi mencurigakan. Keluarga dipaksa menandatangani serah terima mayat tanpa dibuka dulu mayat dan bagaimana keadaannya. Untunglah ayah korban membuka dan disaksikan keluarga. Mayat korban bukan hanya bekas luka tembak, namun juga bekas sayatan. Kalau hanya baku tembak, kenapa ada bekas luka sayatan?

Keenam, ketika berita ini menghangat, ada tekanan untuk menggantikan Kadiv Propam. Beredar isu bahwa Wakapolda Metro Jaya akan menggantikannya. Belum terkonfirmasi.  Ada apa? Hasil investigasi belum terang, isu pergantian sudah muncul. Adakah ini target dari peristiwa ini?

Beberapa kejanggalan diatas patut kita cermati dan seharusnya menjadi perhatian dalam rangka menuntaskan kasus polisi tembak polisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun