Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Iriana Jokowi, Diplomasi Kelembutan dan Bantuan Kemanusiaan

1 Juli 2022   17:00 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:02 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia telah menyedot perhatian besar. Ikut sertanya ibu negara Iriana Jokowi menambah seru. Berita tentang Iriana Jokowi di Ukraina sempat viral di media sosial. 

Kenapa kehadiran ibu negara Iriana Jokowi cukup heboh? Padahal dia hanya bersikap biasa saja dengan kelembutannya dan membawa bantuan kemanusiaan (humanitarian aid).

Seandainya Jokowi membawa bantuan militer dan senjata ke Ukraina, apakah dia aman dari serangan Rusia? Seandainya Jokowi ikut mendukung Rusia yang melakukan invasi ke Ukraina, apakah Zelensky mau menerimanya? Tentu saja jawabannya tidak. Dan karena tidak demikianlah, makanya Jokowi diterima Zelensky dan Putin dalam waktu yang berbeda.

Jokowi tidak membawa senjata dan bantuan militer ke Ukraina. Dia membawa bantuan kemanusiaan yang diserahkan ibu Iriana Jokowi. Jokowi tidak membawa aroma kekerasan dan militer, namun dia membawa ibu negara Iriana yang penuh kelembutan. Diplomasi kelembutan.

Ketika mengunjungi rumah sakit, ibu Iriana Jokowi memeluk dan membelai seorang ibu. Ibu tersebut menangis dan terharu. Mendapat pelukan dari seorang ibu negara dari Indonesia yang tidak dikenal dan mengenalnya sungguh mengharukan. Mereka yang terisolasi di rumah sakit dan dibombardir terus dengan rudal dari Rusia membuat mereka ketakutan.

Pelukan dan belaian Iriana mungkin biasa saja bagi banyak orang. Namun bagi seorang ibu di Ukraina yang sedang ketakutan dan terasing, pelukan itu menjadi sebuah kemewahan. Peduli dan datang menantang bahaya zona perang memang sangat riskan bagi seorang ibu negara.

Apakah Ibu Iriana tidak takut kena rudal Rusia? Apakah ibu Iriana sudah ketularan nekad dan nyali yang tak putus dari Presiden Jokowi? Kenapa ibu Iriana terlalu memaksa mengambil resiko untuk ikut ke zona perang Ukraina dan Rusia? Tidak takut mati?

Ini memang tidak logis. Kepercayaan diri Presiden Jokowi untuk menjalankan misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia sangat tinggi. Inisiasi dan keinginan yang kuat menjalankan misi perdamaian tak tertahankan. Dan ini juga dimiliki ibu Iriana. Dia percaya penuh kepada Jokowi bahwa misi ini baik dan tidak akan membahayakan niat baik mereka.

Ibu Iriana memberikan pernyataan sebagaimana kita saksikan di TV. Ibu Iriana tidak mengutuk. Dia ikut melihat reruntuhan gedung yang dihancurkan rudal dari Rusia. Dia melihat kehancuran fasilitas rumah sakit.

"Saya merinding melihat keadaan ini. Tak terbayangkan," kata ibu Iriana.

Hatinya tersentuh melihat kerusakan akibat perang. Dia prihatin dengan rusaknya fasilitas kesehatan. Ketika memberikan bantuan kemanusiaan  berupa alat kesehatan, wajahnya penuh simpati dan empati. Ibu negara Iriana sedang melakukan tugas diplomasi, dengan kelembutan seorang ibu, diplomasi kelembutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun