Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib Anak Jalanan juga Pengamen di Tengah Covid 19

2 Februari 2021   14:00 Diperbarui: 2 Februari 2021   14:13 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nasib anak jalanan juga pengamen di tengah Covid 19.

Selasa, 2 Februari 2021

 By : Ruth Melody Misbow Siallagan, S.Pd

 

Anak pengamen sudah tidak asing lagi di masyarakat. Terlebih di kota-kota besar. Anak jalanan yang masih mengharapkan sedekah dari orang-orang yang lewat dijalan. Kesehariannya aktivitas anak jalanan hanya mengamen, ada yang meminta-minta ataupun mengemis dipinggir jalan besar, ataupun dipusat keramaian seperti pinggiran pagar pusat perbelanjaan, didepan warung dan caf yang hanya bisa mengharapkan sedekah dari hasil mengamen.

Tetapi apa daya, setelah kasus Covid 19, mulai terjadinya PSBB ketat ditahun 2020, pengadaan protokol kesehatan dan jaga jarak mengakibatkan banyaknya masyarakat enggan untuk lewat bahkan berhenti untuk memberikan sedekah kepada anak jalanan dan fakir miskin. Jangankan memberikan sedekah, demi menjaga diri tetap aman, masyarakat lebih baik menghindar dan jaga jaga jarak serta menjauhi anak jalanan, pengamen, juga fakir miskin.

Bagaimana nasib para anak jalanan, pengamen dan fakir miskin di Negara Republik Indonesia ini kalau tidak kita masyarakat yang peduli dengan mereka? Sebelum pandemic, biasanya mereka menyelamatkan kebutuhan perut untuk makan 3 kali sehari mungkin bisa tercukupi, walau hanya sesuap nasi ataupun dapat nasi sisa-sisa. Tetapi setelah saat ini pandemi, apakah mereka bisa makan 3 kali sehari? Sekali sehari makan saja pun sudah sangat syukur sekali bagi mereka. Kalau tiap harinya seperti ini, bagaimana akan kesehatan mereka? Akankah mereka dapat bertahan hidup demi mengisi perut?

Mungkin saja sudah banyak diantara mereka yang sudah juga terkena Covid 19, dan bahkan sudah ikut kehilangan nyawa akibat Covid 19. Bagaimana respon dan kepedulian kita terhadap mereka? Bagaimana kepedulian pemerintah, khususnya pemerintah daerah yang didaerahnya banyak sekali terdapat anak jalanan dan juga pengamen? Saya rasa, pemerintah daerah ada yang sudah peduli, tetapi kebanyakan belum terlalu peduli sekali dalam arti fokus kepada keselamatan hidup, kesehatan bahkan masa depan anak jalanan tersebut. Padahal, kalau di bimbing dan diberi pendidikan, banyak diantara mereka yang berbakat atau terampil didalam suatu bidang yang bisa diberdayakan Negara untuk wirausaha, pekerja, dan sebagainya. Daripada ditelantarkan terus menerus, lebih baik di bina dan dibimbing!!

Yuk, pikirkan keselamatan dan  kesejahteraan mereka para anak jalanan, pengamen dan juga fakir miskin. Jika semakin berkurangnya para anak jalanan, pengamen dan juga fakir miskin, Negara Indonesia akan semakin dekat menuju ke Negara Maju. Yang mana Negara yang maju salah satunya mengutamakan kesejahteraan rakyatnya, rakyatnya pun jauh dari arti sengsara! Sekian dan terimakasih!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun