Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sang Penyalur Bantuan Bencana

20 Januari 2021   05:30 Diperbarui: 20 Januari 2021   05:58 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

   "Memang layak dipertimbangkan, tapi semua tergantung alat bukti, fakta persidangan,pertimbangan hukum dan keyakinan dari hakimnya," kata Sang Kakek.

   "Makanya para hakim itupun perlu dihadirkan ke tempat bencana dan melihat langsung para korban bencana yang seharusnya menerima bantuan tersebut. Dan bisa juga membangun empati, jika sekiranya mereka atau keluarganya yang menjadi korban bencana, tapi bantuannya dikorupsi oleh para penyalur bantuan bencana tersebut," kata Sang Cucu.

   "Ide yang bagus juga itu. Biar para hakim yang mau memutuskan perkara penyalur bantuan bencana yang korupsi memahami masalah dan empati terhadap para korban itu," kata Sang Kakek.

   "Makanya semua masalah bisa dicari solusinya, jangan hanya nyinyir dan berdebat kusir saja. Jadi para penyalur bantuan bencana segera cepat belajar dan menyalurkan bantuan. Jangan sampai jeritan para korban bencana sudah menggema kemana-mana, baru bantuan disalurkan," kata Sang Cucu.

   "Kamu kebanyakan baca berita di media sosial, makanya kamu juga sewot ya?" kata Sang Kakek.

   "Bukan begitu kek. Pak Presiden sudah memerintahkan Kepala BNPB, Mensos, Panglima TNI, Kapolri, Gubernur dan kepala daerah  untuk segera bertindak cepat dalam rangka tanggap bencana, masih lambat saja. Apakah harus presiden turun langsung, baru repot para pejabat itu?" kata Sang Cucu.

   "Tidak seharusnyalah presiden turun langsung, kan masih banyak pekerjaan beliau yang lebih penting," kata Sang kakek.

   "Tapi kalau belum beres bagaimana? Kan kalau presiden turun, wah itu tidak perlu ditangani langsung presiden, tapi dibiarkan pekerjaannya melambat. Para pejabatnya harus tanggap dan kerja cepatlah. Kalau korban bencana sudah lapar, berilah cepat bantuan makanan. Kalau sakit, kirim para medis. Jangan tunggu atau perlambat penyaluran bantuannya," kata Sang Cucu.

   "Semogalah para penyalur bantuan bencana memiliki kesadaran, simpati dan empati kepada korban untuk bisa bergerak lebih cepat, sehingga korban bencana tidak perlu mengeluh baru bantuan disalurkan," kata Sang kakek.

   "Satu lagi yang penting pesannya kek. Jangan dikorupsi bantuan bencana itu," kata Sang Cucu.

Penyaluran lambat, korban bencana mengeluh, kenapa penyaluran bantuan bencana tidak bisa lebih cepat dan tidak sempat korban mengeluh ya. Kalau boleh jangan terjadi lagilah korupsi bantuan bencana. Semoga para penyalur bantuan bencana semakin baik dan gesit, gumam Sang Kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun