Dengan memanggil Purnomo ke Istana memang mengundang pertanyaan banyak pihak. Apakah ini indikasi intervensi Jokowi untuk mendukung Gibran, anaknya, agar mulus pencalonannya tanpa perlawanan dari kompetitornya dalam merebut rekomendasi  PDIP? Apakah intervensi seperti ini akan dilanjutkan dalam pemenangan Gibran-Teguh Prakosa  dalam Pilkada Solo?
Sebagai presiden, memang layak dipertanyakan. Namun sebagai ayah dari Gibran, apapun pasti dilakukan untuk membantu kemenangan anaknya menjadi walikota Solo.Â
Ayah pasti mendukung anaknya, apapun pilihan anaknya. Hal itu beberapa kali diungkapkan Jokowi. Â Hanya saja, perlu memisahkan posisi Jokowi sebagai presiden dan sebagai ayah dari Gibran.
Di Indonesia, sangat sulit memisahkan urusan jabatan dan urusan pribadi. Jika Jokowi gagal memisahkan urusan sebagai presiden dan sebagai ayah dari Gibran dalam Pilkada Solo, maka akan terjadi benturan kepentingan politik.Â
Namun jika dia berhasil memisahkan urusan sebagai presiden dan sebagai ayah dalam Pilkada Solo, konflik kepentingan bisa dikurangi. Namun menghilangkan sama sekali konflik kepentingan menjadi sebuah keniscayaan.
Jokowi harus berhati-hati dalam konteks tersebut. Citra yang baik selama ini, dimana keluarga Jokowi tidak ada yang ikut dalam urusan kekuasaan negara dan proyek sekitar kekuasaan negara telah membanggakan. Janganlah hal itu menjadi sirna dan rusak, hanya karena sebuah Pilkada di Solo. Semoga.
Terima kasih dan salam.
Aldentua Siringoringo.