Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Erick Thohir, Mujenih, Egi dan Langkanya Kejujuran

13 Juli 2020   22:36 Diperbarui: 14 Juli 2020   08:50 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mujenih dan Egi menjadi orang terkenal. Tiba-tiba saja. Mereka menemukan sebuah kantong plastik hitam berisi uang lima ratus juta dibawah kursi kereta komuter Jakarta Bogor 6 Juni 2020 yang lalu. Mereka tak berpikir panjang dan menyerahkan uang tersebut kepada petugas passanger service yang membantu mengembalikannya kepada penumpang.

Tindakan tersebut sangat menarik perhatian Menteri Negara BUMN kita. Beliau menyerahkan hadiah kepada Mujenih dan Egi. Mereka diangkat sebagai pegawai tetap dan mendapatkan hadiah dari Bank Mandiri, BNI dan BRI.

Erick Thohir mengatakan, " Ini cermin nyata sebuah akhlak yang dicontohkan teman-teman yang bertugas di barisan paling depan dan berhubungan dengan konsumen. Hal ini harus menginspirasi kita semua yang bekerja sebagai pengambil kebijakan di level atas atau manajerial." (kompas.com, 13/7/2020)

Erick menambahkan, "Ini sebagai contoh bahwa ketika isu moral di Indonesia dipertanyakan sebenarnya banyak di bangsa kita yang punya disiplin dan akhlak yang baik," katanya sebagaimana dikutip kompas.com.

Kenapa Erick Thohir memuji dan harus turun tangan langsung memberikan hadiah kepada Mujenih? Apakah krisis moral sudah sedemikian parah di Indonesia dalam pandangannya, sehingga perbuatan ini dianggap sebagai sebuah tindakan yang super luar biasa? Bisa jadi.

Erick berharap bahwa tindakan Mujenih dan Egi bisa ditiru para pengambil kebijakan level atas atau manajerial BUMN. Apakah kejujuran dan disiplin serta akhlak di level atas juga sudah rapuh, sehingga Erick meminta mereka meniru tindakan yang jujur tersbut? Tentu saja hanya Erick yang mengetahuinya.

Ketika akhlak yang baik dan kejujuran menjadi sesuatu yang langka, maka kita memang sangat peka dan bangga dengan perbuatan yang menjunjung tinggi akhlak dan kejujuran dari Mujenih dan Egi petugas di kereta comuter tersebut.

Erick masih menambahkan keterangan dan harapannya lagi,"Ini saya harapkan ke depan terus kita jaga. Apa yang terjadi di Jepang, kita nggak bisa, padahal kita negara muslim terbesar di dunia. (kompas.com 13/7/2020)

Nah, Erick membandingkan negara kita dengan Jepang. Jepang yang terkenal dengan sikap, kerja dan disiplin serta kejujuran yang tinggi menjadi acuan contohnya. Masa negara kita yang merupakan negara muslim terbesar di dunia tidak bisa melakukan seperti itu.

Apakah Erick sedang membandingan negara Jepang dengan agama Budhanya bisa jujur dengan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia. Apakah maksudnya agar Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya unggul dalam akhlak dan kejujuran?

Terlepas dari semua itu, kita memang patut bersyukur bahwa pekerja seperti Mujenih dan Egi, yang mungkin masih kekurangan uang, namun tidak silau dengan menemukan uang yang didapatnya. Tanpa pikir panjang mereka memberikan ke passanger service. Sekiranya sempat dibawanya pulang ke rumah, mungkin akan lain ceritanya.

Ketulusan dan kejujurannya mungkin terasa langka dan sangat mahal. Melihat uang sejumlah lima ratus juta, siapa yang tidak tergoda ingin memilikinya. Namun hati nuraninya yang membalut akhlak kejujurannya ternyata menang. Merka tidak tergoda ingin memiliki uang yang bukan miliknya.

Mungkin sikap tidak ingin memiliki uang yang bukan miliknya itulah yang ingin dipesankan Erick kepada manajer level atas BUMN untuk ditiru. Jangan ambil yang bukan milikmu wahai pimpinan dan manajer level atas BUMN. Sekiranya para manajer dan direksi BUMN bisa bertindak jujur, tidak mau mengambil yang bukan haknya, maka BUMN kita akan lancar jaya dan cemerlang. Itu juga mungkin pesan Erick kepada petinggi BUMN.

Tidak berlebihan penghargaan ini diberikan kepada Mujenih dan Egi. Sikap dan tindakan mereka memang menjadi setitik air di tengah gurun. Kehausan kita akan tindakan dan sikap jujur seakan diberi setitik air sebagai pelepas dahaga.

Tak salah pula Erick mengingatkan kita sebagai negara muslim terbesar harus bisa menunjukkan tindakan yang jujur. Teramat banyak isu agama  digunakan untuk kepentingan politik dan melakukan tindakan-tindakan yang anarkhis, demo dan kegaduhan. Semua seakan digunakan untuk dan atas nama agama.

Sudah saatnya juga kita berharap sikap dan tindakan yang terpuji serta kejujuran dalam perilaku dan akhlak yang beragama, sehingga agama juga menjadi mulia dan memberikan hikmah dan damai bagi sesamanya. Agama tidak lagi digunakan untuk megancam, menakut-nakuti dan bahkan ingin memakzulkan presdien.

Mujenih dan Egi mengajarkan kepada kita sebuah contoh perbuatan yang sederhana, namun bermakna. Dia tidak mengatasnamakan agama, namun akhlak dan sikapnya menunjukkan iman dan kemuliaan Tuhan melalui agamanya.

Semoga harapan Erick, Menteri  BUMN  bisa kita terima sebagai sebuah harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik, BUMN yang dipimpin orang jujur dan berakhlah baik, disiplin dan mengamalkan agamanya untuk kebaikan.

Selamat menjadi karyawan tetap bagi Mujenih dan Egi. Selamat menikmati hadiah-hadaiah yang membanggakan. Semoga perbuatanmu ini menginspirasi banyak orang Indonesia untuk bersikap jujur dan berakhlak baik. Jangan pernah mau mengambil atau memiliki uang atau apapun yang bukan miliknya. Semoga.

Terima kasih dan salam.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun