Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Presiden Marah Seri 2

10 Juli 2020   08:49 Diperbarui: 10 Juli 2020   09:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semangat Pagi Indonesia.

Sang Presiden Marah Seri - 2.

   "Selamat pagi ke," kata Sang Cucu sambil mengantar kopi kakeknya.

   "Selamat pagi juga," kata Sang Kakek.

   "Kek, ini kabarnya Presiden marah lagi," kata Sang Cucu.

   "Kenapa marah lagi?" tanya Sang Kakek.

   "Dalam rapat terbatas tentang percepatan penyerapan anggaran di Istana Negara. Beliau marah karena masih rendah juga penyerapan anggaran. Seperti marah seri dua," kata Sang Cucu.

   "Wah kalau demo berjilid-jilid, ini marah berseri-seri ya," kata Sang Kakek.

   "Mungkin menterinya juga belum bekerja seperti yang diharapkan presiden. Bahkan menteri pertahanan juga disentil. Diminta supaya menggunakan produk dalam negeri. Bisa dipesan dari PT Pindad, Pt Dirgantara Indonesia dan PT PAL, dan perusahaan lainnya. Jangan semua diimpor. Begitu arahan Presiden," kata Sang Cucu.

   "Wah, bisa juga peringatan itu ya, berarti hampir semua menteri kena peringatan ya," kata Sang Kakek.

   "Ini peringatan lebih keras soal WFH. Jangan WFH berasa cuti. Kerja dari rumah jadi seperti cuti. Kerjanya tidak boleh ordinary harus extra ordinary. SOP nya juga hanya biasa saja, harus SOP Shortcut atau Smart Shortcut. Beliau mengapresiasi perbaikan kinerja menteri setelah marah seri pertama 18 Juni 2020 yang lalu, tapi presiden belum puas," kata Sang Cucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun