Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Kakek Berlebaran ke Rumah Sang Besan

3 Juni 2020   09:28 Diperbarui: 3 Juni 2020   09:19 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

   "Hubungan keluarga yang baik harus kita tunjukkan kepada anak dan cucu kita pak. Beda suku dan agama tidak boleh menjadi penghalang persaudaraan dan kekeluargaan  kita. Tidak bisa kita pungkiri, puteri bapak telah menjadi menantu saya, anak saya telah menjadi menantu bapak. Kita sudah terikat sebagai keluarga. Maka sebagai keluarga, kita harus saling mengasihi dan saling tolong menolong, serta saling berkunjung seperti ini tanpa melihat perbedaan suku dan agama itu," kata Sang  Kakek.

   "Betul sekali kek. Memang kita para orang tua yang tinggal menunggu panggilan ilahi ini harus menunjukkan bagaimana kita bisa hidup bersama dengan baik sebagai saudara dan keluarga, walau kita berbeda suku dan agama. Mudah-mudahan anak dan cucu kita ini bisa mempertahankannya kelak kepada generasi berikutnya," kata Sang Besan.

   "Padahal kalau kita ingat dulu betapa sulitnya kita sepakat untuk perkawinan dari kedua anak kita ini pak," kata kakek sedikit mengungkit nostalgia ketika anak mereka mau nikah dengan beda suku dan  agama yang sangat menegangkan.

   "Ya, memang dulu berat yah. Tapi ketika waktu itu puteri saya meminta restu kepada saya untuk pindah agama ikut suaminya, saya sangat berat, apalagi ibunya. Namun sebagai seorang ayah dan juga prajurit, saya menghormati pilihannya. Dan sekarang kami rasakan kebaikan dari keluarga kalian,  menjadi sebuah kehormatan besar bagi kami memiliki besan seperti kakek," kata Sang Besan.

   "Kami juga bangga dengan segala kebaikan keluarga ini mau melepaskan puterinya untuk ikut ke keluarga kami dan mengikuti suaminya. Dan puteri bapak ini sangat membanggakan di keluarga kami. Bukan karena disini menantu saya, maka saya puji, bukan. Tetapi kenyataannya, puteri bapak menjadi seorang ibu di tengah keluarga kami. Perannya dalam keluarga dan bahkan dalam acara adat kami juga, dia sangat aktif. Padahal berasal dari suku lain, tapi sungguh paham dan mau belajar tentang tata cara adat kami. Inilah yang membuat kami bangga dengan keluarga bapak," kata kakek.

   "Memang itulah hidup kita di negara ini. Perbedaan adalah berkah. Ternyata indahnya perbedaan kalau bisa kita anggap sebagai berkah dari Tuhan. Janganlah membuat perbedaan suku dan agama membuat persaudaraan dan keluarga menjadi jauh, tapi seharusnya tetap dekat dan hubungan baik terjaga seperti kunjungan ini," kata Sang Besan.

   "Setuju pak. Kita harus tetap memelihara kekeluargaan dan persaudaraan kita, walaupun berbeda suku dan agama kita. Biarlah keturunan kita menjadi keluarga Indonesia yang setia Pancasila dengan perbedaan yang tetap memelihara hubungan keluarga dan persaudaraan. Terima kasih penyambutannya, kalau boleh minta izin, kami mau pamit dulu," kata Sang Kakek permisi.

   "Baik, terima kasih atas kunjungannya,' kata Sang Besan sambil mereka bersalaman dan pulang.

Oh indahnya bersaudara dan berkeluarga, walaupun beda suku dan agama, hubungan baik selalu terjaga. Perbedaan adalah berkah dari Tuhan, selayaknya kita syukuri, bukan sesali. Keluargaku, keluarga Indonesia, keluarga Pancasila, gumam Sang Kakek.

Sekian dulu. Terima kasih, salam dan doa.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun