Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Janda Miskin yang Memberi dari Kekurangannya

2 Juni 2020   07:47 Diperbarui: 2 Juni 2020   07:41 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

   "Jadi ternyata tidak boleh melihat pemberian itu hanya dari jumlah nominalnya kek. Juga harus dilihat dari sudut ketulusan hati dan niat yang memberikan sesuatu itu," kata cucu.

   "Itu betul. Dan alangkah lebih baiknya kita harus mensyukuri berapapun yang diberikan orang. Misalnya kita kemalangan. Banyak orang membantu. Jangan dilihat jumlah bantuannya, tapi ketulusan orang membantu itu juga," kata kakek.

   "Setuju kek. Kalau kita belajar dari perumpamaan tadi, berarti yang memberikan jumlah kecil, tapi pemberiannya dari kekurangannya, ya besar juga," kata kakek.

"Seperti keluarga kita janda yang kerjanya berjualan di pasar itu. Setiap kegiatan keluarga kita dia selalu aktif. Juga ikut berpartisipasi memberikan uangnya. Tidak seberapa menurut ukuran orang yang mempunyai duit banyak, tapi bagi dia itu sudah sangat besar. Lihatlah hasilnya. Anaknya sukses sekolah sampai tamat dari perguruan tinggi tiga orang. Dari sudut akal manusia, bagaimana seorang janda miskin berjualan sayur di pasar bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat perguruan tinggi. Tiga orang lagi," kata kakek.

   "Itulah kadang rahasia dari Tuhan ya kek?" tanya cucu.

   "Betul. Makanya kita tidak bisa anggap remeh terhadap siapapun. Kalau Tuhan ikut campur tangan, maka tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Semua bisa terjadi. Memang ibu itu sederhana, namun teguh dalam iman, rajin beribadah. Setiap minggu, dia pergi beribadah dulu baru berjualan. Ketekunan dan keteguhan iman bisa mengalahkan keterbatasan ekonomi. Lihat anaknya semua dapat bea siswa dan cepat menyelesaikan kuliahnya sambil membantu ibunya berjualan di pasar," kata kakek.

   "Tidak malu ikut jualan ya kek?" tanya cucu.

   "Ya tidaklah. Mereka semua tahu diri. Dan banyak langganmanya yang suka membantu mereka juga," kata kakek.

   "Jadi berbahagialah orang yang memberi, walaupun dari kekurangannya ya kek," kata cucu.

   "Betul. Bukan hanya berbahagia, tapi terberkati dan selalu mendapatkan sukacita. Perilaku memberi dari kekurangannya patut kita tiru. Jangan tunggu mempunyai uang banyak baru mau membantu keluarga. Apa yang ada bisa diberikan. Apalagi masa pandemi corona ini, kita harus saling berbagi dengan yang berkekurangan," kata kakek.

   "Seperti keluarga kita yang sedang mengumpulkan uang untuk sesama keluarga yang terdampak virus corona ini ya kek?" tanya cucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun