Banjir, Â oh banjir, Â aku rindu....kau dimana?
Banjir tahunan, mereka sebut malapetaka,
Aku sebut sumber berkala,
Pengisi pundi-pundi berkala,
Banjir datang...orang pergi mengungsi,
Aku datang mebawa nasi bungkus ke kamp pengungsi,
Banjir tahunan datang lagi, orang mengungsi, aku datang dengan nasi bungkus lagi,
Dan...pundi-pundiku makin berisi lagi.
Ketika seseorang ingin menghalau banjir dan membuat banjir cepat surut,
Kami rancang mantra mandradiguna untuk membuatnya takluk dan turut,
Kami kirim dia ke balik jeruji besi untuk bersemedi, sendiri,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!