Mohon tunggu...
Alda Fuadiyah
Alda Fuadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama dalam Menjunjung Tinggi Persatuan

6 Desember 2021   13:25 Diperbarui: 9 Desember 2021   12:32 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini-Kata “Moderasi” memiliki korelasi dengan beberapa istilah. Dalam bahasa Inggris, kata “Moderasi” berasalah dari kata Moderation, yang mempunyai arti sikap sedang, sikap tidak berlebih-lebihan. Kata Moderatioan berasal dari bahasa latin moderatio, yang mempunyai arti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam KBBI, kata “Moderasi” mempunyai arti penghindaran kekerasan atau penghindaran keestreman.  Jadi, ketika kata “Moderasi” disandingkan dengan kata “Agama’’, menjadi “Moderasi Beragama”, maka istilah ini mempunyai arti merujuk kepada sikap mengurangi kekerasan, atau menghidari pada keestreman dalam lingkup beragama. Gabunagan kata ini bisa berarti sikap atau upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa dan bernegara.

Moderasi beragama ini mengabarkan bahwa usaha dan kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagaman di tengah berbagai desakan, seperti pertengaran antar suku dikarenakan klaim adat dari salah satu suku tersebut, pertengaran antara dua kelompok ajaran agama yang berbeda, dan juga pertengaran anatara radikalisme dan sekularisme. Moderasi beragama ini sangatlah penting untuk dilakukan dan toleransi menjadi salah satu cara terbaik untuk menghadapi berbagai macam masalah ini, yakni menhadapai radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.

Moderasi beragam ini telah lama menjadi aspek yang menonjol dalam sejarah peradaban dan tradisi semua agama di dunia. Masing-masing agama niscaya memiliki kecendurungan ajaran yang mengacu pada satu titik makna yang sama, yakni bahwa melilih jalan tengah diantara dua kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan merupakan sikap beragma yang paling ideal. Sebagai negara yang plural dan multikultural, konflik belatar agama sangat potensial terjadi di Indonesia. Kita memperlukan moderasi beragama sebagai solusi agar dapat menjadi kunci penting untuk menciptakan kehidupan keagaman yang rukun, harmoni, damai, serta menekankan keseimbangan.

Dinegeri kita Indonesia mempunyai ideologi yakni Pancasila. Dalam Pancasila sudah dijelaskan dan ditekannkan bahwa kita harus menciptakan kerukunan antar umat beragama. Negara kita juga menjadi salah satu contoh bagi bangsa-bangsa di dunia dalam hal keberhasilan mengelola keragaman budaya dan agamanya, serta dianggap berhasil dalam hal menyandingkan secara harmoni cara beragama sekaligus bernegara. Untuk mengelola situasi keagamaan yang ada di Indonesia yang sangat beragam ini, kita membutuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam menjalankan kehidupan beragam. Yakni dengan cara, mengedepankan toleransi yang tinggi, mengedepankan moderasi beragama, menghargai keberagaman tafsir, dan menghalangi tindak kekerasan.

Moderat dalam beragama sama sekali bukan berarti mengompromikan prinsip-prinsip dasar atau ritual pokok agama demi untuk menyenangkan orang lain yang berbeda paham keagamaannya, atau berbeda agamanya. Moderasi beragam juga bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius. Sebalinya, moderat dalam beragama yakni percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun